Ilustrasi: Keluarga korban yang belum ditemukan menunggu kabar di Puskesmas Turi, Sleman, Sabtu (22/2/2020). (dok. kabarkota.com)
YOGYAKARTA (kabarkota.com) – Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri telah berhasil mengidentifikasi delapan siswa SMP Negeri 1 Turi, Sleman yang meninggal karena terhanyut saat susur sungai di Sungai Sempor, 21 Februari 2020 kemarin.
Kepala Bidokkes Polda DIY, Is Sarifin menjelaskan, proses identifikasi dilakukan melalui primer dari sidik jari korban, dan data primer dari ciri-ciri fisik.
“Sekitar pukul 10.30 WIB, kami menerima body bag atas nama Nadine Fadilah,” ungkap Is dalam konferensi pers di SMP N 1 Turi, Sleman, Sabtu (22/2/2020).
Sedangkan dua korban lainnya yang belum ditemukan adalah Yasinta Bunga, dan Zahra Imelda. Data ante mortem yang ia miliko sesuai dengan data dari keluarga korban.
“Setelah nanti ditemukan, kami akan mempercepat proses identifikasi,” imbuhnya.
Sementara terpisah, Komandan Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, Pristyawan menambahkan, hingga kini Tim SAR Gabungan masih melakukan pencarian terhadap korban yang belum ditemukan.
“SAR Gabungan menurunkan SRU melakukan penyisiran sungai dari TKP hingga Hotel Gajah dengan jarak tempuh dibagi menjadi 4 seksi lokasi,” ucapnya.
Keempat lokasi yang dimaksud adalah Lokasi di 6.71 KM; 5.59 KM; 7.91 KM; dan 4.98 KM.
Adapun dua identitas korban yang belum ditemukan, yakni:
1. Yasinta Bunga (Kelas 7B), dengan ciri-ciri : ada tahi lalat di pipi, tinggi ±150cm, 40kg, kulit putih, dan rambut agak keriting sepinggang
2. Zahra Imelda (Kelas 7D). Ciri-cirinya hitam manis, tinggi 140 cm, rambut sebahu bergelombang, dan agak kurus
Sedangkan delapan korban meninggal dunia, yakni:
1. Sovie Aulia* (Kelas 8C)
2. Arisma Rahmawati (Kelas 7D)
3. Nur Azizah (Kelas 8A)
4. Lathifa Zulfaa (Kelas 8B)
5. Khoirunnisa Nurcahyani Sukmaningdyah (Kelas 7C)
6. Evieta Putri Larasati (Kelas 7A)
7. Faneza Dida (Kelas 7A)
8. Nadine Fadilah (Kelas 7D)
Sementara berdasarkan hasil evaluasi SAR Gabungan, pada operasi hari kedua ini, selurih SRU ditarik ke Posko Operasional, pada pukul 16.00 WIB. Salah satu alasannya, karena di SRU1, adanya personil yang ikut namun tak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD). Padahal ada dua dam yang memerlukan penggunakan APD untuk melakukan penyelaman, Komunikasi memakai relay frequency masih kurang suport logistik permakanan di lapangan.
Sementara untuk operasi hari ke 3 akan dimulai pada 23 Februari 2020 mulai 06:30 WIB, Semua potensi wajib mengisi daftar hadir registrasi dimalam ini di Posko SAR Gabungan dan wajib membawa APD pribadi berkegiatan di sungai, seperti Helm, Life jacket, dan sepatu. (Rep-02)