SLEMAN (kabarkota.com) – Peneliti Pusat Studi Pancasila Universitas Gadjah Mada, Diasma Sandi Swandaru menyayangkan isi pidato kenegaraan yang di sampaikan oleh presiden SBY, Jumat (16/8) lalu, yang tak memprioritaskan persoalan konflik agama. Bahkan, persoalan toleransi beragama juga belum jadi perhatian serius.
"Pemerintah masih banyak menaruh perhatian pada isu ekonomi, pembangunan, infrastruktur, dan kemiskinan," kata Diasma dalam forum diskusi di Kantor Bupati Sleman, Selasa (19/8).
Pemerintah, kata dia, perlu melakukan peninjauan ulang terkait pemakaian kekuasaan negara yang digunakan sebagai politik identitas. Tak hanya itu, mesti dilakukan pula perombakan asumsi serta metode pendidikan agama dengan cara pendekatan inklusif.
Diasma menambahkan, masyarakat perlu diberikan pemahaman akan persatuan, rasa kebangsaan dan cinta tanah air yang dimulai dari lingkup kecil dan sederhana, serta terbuka dengan perbedaan yang muncul di lingkungannya.
"Solusi bisa dilakukan dengan membuka ruang-ruang dialog antar agama, suku dan adat. Kedamaian ada ketika kita mau menerima perbedaan," kata dia.
Bupati Sleman, Sri Purnomo mengklaim jika faktor keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) sangat mempengaruhi keamanan di suatu wilayah. Menurutnya, keamanan akan bisa berdampak pada segala aktivitas yang dilakukan masyarakat itu sendiri.
"Untuk itu, sebelum gerakan radikal, misalnya ISIS berkembang, perlu untuk segera kita antisipasi," kata dia. (kim)