Branding logo Jogja lama (kiri) dan re-branding logo Jogja yang baru. (sumber foto: facebook)
SLEMAN (kabarkota.com)
– Institure Research and Empowerment (IRE) Yogyakarta berharap, agar
masyarakat memantau terkait penggunaan dana untuk pembuatan logo baru
Branding "Jogja" senilai Rp 1,5 Milyar.
Fasilitator
IRE Yogyakarta, Fajar Sudarwo alias Jarwo menganggap, jika dana
sebesar itu hanya digunakan untuk membuat label atau stempel logo
Jogja yang baru, mak besaran uang itu tidak realistis.
Hanya
saja, jika dilihat dari substansi kreativitasnya itu menjadi itu
menjadi lebih penting, sebagai bentuk penghargaan terhadap inovasi
seseorang. "Kalau untuk mendorong daya kreativitas,
menurut saya, besarnya biaya itu justru terlalu murah," kata
Jarwo kepada kabarkota.com saat ditemui di kawasan Sidoarum,
Godean, Sabtu (1/11).
Ditanya terkait kemungkinan penggunaan
Dana Keistimewaan dalam re-branding tersebut, Ketua Asosiasi Asesor
Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat Indonesia ini mengaku tidak
mengetahui secara persis, terkait sumber dana tersebut. "Saya
juga tidak tahu apakah itu menggunakan Danais atau bukan,"
jawabnya sembari tersenyum.
Sebelumnya, sejumlah media
memberitakan bahwa Pemda DIY telah mempersiapkan dana sekitar Rp 1,5
Milyar untuk pembuatan logo baru branding "Jogja". Besaran
dana tersebut, digunakan dari prosel awal hingga akjit, termasuk
pembuatan event re-branding. Konsep rebranding logo baru kali
ini untuk menggantikan branding lama "Jogja Never Ending
Asia".
Meski pun dalam perjalanannya menuai pro dan
kontra, terlebih karena pemilihan type font untuk tulisan "Jogja"
yang terkesan menjadi "Togua", namun penggagas rebranding
Jogja, Hermawan Kertajaya menganggap, hal tersebut sebagai bentuk
keberhasilan pemasaran rebranding "Jogja".
SUTRIYATI