Menteri Agama RI, Lukman Hakim Saifuddin saat membuka Konferensi Internasional "New Trends Qur'anic Studies" di Convention Hall UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Selasa (4/8). (Sutriyati/kabarkota.com)
SLEMAN (kabarkota.com) – Cendekiawan non muslim dari berbagai negara yang tergabung dalam International Qur’anic Studies Assosiation (IQSA) mengikuti Konferensi Internasional bertajuk “New Trends Qur’anic Studies” di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, Selasa (4/8).
Ketua Panitia Konferensi Internasional, Sohiron Syamsuddin menjelaskan, para cendekiawan yang berasal dari sejumlah negara, seperti Amerika Serikat, Jerman, Perancis, Italia, Uni Emirat Arab, Malaysia, Iran, dan Indonesia tersebut selama ini memang konsens mengkaji Al Qur’an untuk pengembangan ilmu pengetahuan di bidangnya masing-masing.
“Mereka akan menyampaikan hasil-hasil penelitiannya tentang Al Qur’an,” kata Sohiron kepada wartawan di Convention Hall UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Menurutnya, dalam konferensi ini, ayat-ayat Al Qur’an akan dikaji dengan berbagai pendekatan, yang harapannya dapat mengahasilkan produk atau karya untuk pengembangan umat Islam yang lebih baik.
“Al Qur’an tidak hanya dipahami secara literal tetapi juga dengan pendekatan kontekstual,” ungkapnya.
Senada dengan itu, Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, usai membuka konferensi menambahkan, selama ini Al Quran sebagai rujukan utama pedoan hidup umat Islam di muka bumi, hadir di sebuah bangsa yang memiliki tradisi serta budayanya sendiri.
Karenanya, dalam konteks kekinian, dan masa mendatang, perlu adanya penerjemahan atau penafsiran ayat-ayat suci Al Qur’an yang relevan dengan perkembangan jaman.
“Tantangan yang kita hadapi saat ini sangat beragam dan semakin kompleks sehingga dibutuhkan kemampuan untuk lebih memahami ayat-ayat Al Qur’an dalam konteks kekinian,” anggapnya.
SUTRIYATI