Logo (dok. bmkgjogja)
SLEMAN (kabarkota.com) – Memasuki musim penghujan di bulan November ini, Stasiun Klimatologi (Staklim) Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) DIY memperkirakan, potensi hujan lebat mengguyur sejumlah wilayah di DIY, mulai Selasa (6/11/2018) ini hingga 9 November 2018 mendatang.
Kepala Staklim BMKG DIY, Agus Sudaryatno menjelaskan, potensi hujan lebat dalam beberapa hari itu akibat melemahnya aliran massa udara kering dari Australia, adanya konvergensi atau pertemuan dan perlambatan kecepatan angin di wilayah Jawa, serta kondisi menghangatnya suhu permukaan laut di Samudera Hindia selatan Jawa
“Beberapa hal tersebut dapat memicu pertumbuhan awan konvektif yang berpotensi mengakibatkan hujan intensitas lebat disertai kilat atau petir dan angin kencang di beberapa wilayah DIY,” kata Agus melalui siaran pers yang diterima kabarkota.com, Selasa (6/11/2018).
Adapun wilayah yang diperkirakan diguyur hujan lebat, antara lain:
1. Wilayah Kulon Progo: Samigaluh, Kalibawang, dan Girimulyo
2. Wilayah Sleman: Turi, Pakem, Cangkringan, Tempel, Minggir, Seyegan, dan Sleman
3 Gunungkidul: Ngawen, Gedangsari, Patuk, Purwosari, dan Playen.
4. Bantul: Dlingo, Kretek, dan Pundong
Selain itu, BMKG DIY juga
memperkirakan, tinggi gelombang di perairan selatan DIY berkisar antara 2.5 – 3.0 meter.
Dengan adanya potensi cuaca ekstrem ini, BMKG DIY mengimbau, agar masyarakat mewaspadai potensi genangan, banjir maupun longsor bagi yang tinggal di wilayah berpotensi hujan lebat terutama di daerah rawan banjir dan longsor.
Masyarakat juga diminta waspada terhadap kemungkinan hujan disertai angin yang dapat menyebabkan pohon maupun baliho tumbang atay roboh, serta peningkatan kecepatan angin dan ketinggian gelombang laut terutama bagi nelayan dan wisatawan di sepanjang pantai selatan DIY.
“Masyarakat sebaiknya tidak berlindung di bawah pohon jika hujan disertai kilat atau petir,” pintanya. (Ed-02)