Diminta Data soal Kuburan Massal Korban 65, Kontras Menolak

Ilustrasi (cnnindonesia.com)

JAKARTA (kabarkota.com) – Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) secara tegas menolak permintaan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Luhut Pandjaitan, tentang informasi lokasi kuburan massal tragedi 1965. Meskipun, Kontras memiliki data tersebut, setidaknya di 16 lokasi yang tersebar, termasuk di Jawa Tengah, Sulawesi, dan Sumatra.

Bacaan Lainnya

Wakil Koordinator Kontras, Puri Kencana Putri, mengatakan permintaan yang dilayangkan setelah Simposium 1965 berakhir pada 19 April 2016 lalu tersebut, tidak ada landasan hukumnya.

“Pemerintah sudah minta data, tapi kami tidak akan berikan, karena harus ada landasan hukumnya. Kemudian harus dijelaskan kepada publik bahwa landasan hukumnya Keputusan Presiden, sebagai contoh, atau Peraturan Presiden,” kata Puri seperti dilansir BBC Indonesia, Kamis (28/4/2016).

Landasan hukum itu menjadi penting, lanjut Puri, karena informasi tersebut menyangkut kepentingan orang banyak. Jika kuburan massal kemudian digali tanpa landasan hukum, maka pihaknya khawatir kuburan itu justru akan dirusak oleh pihak-pihak yang bertanggung-jawab.

Sebelumnya, pada 25 April 2016 lalu, Luhut menyatakan bahwa Presiden Joko Widodo memerintahkannya untuk mencari kuburan massal korban peristiwa 1965 dan lanjutannya.

Luhut menegaskan pemerintah baru bisa meminta maaf kepada korban peristiwa 1965, jika ditemukan mass grave atau kuburan massalnya.

Karenanya, ia meminta agar lembaga swadaya masyarakat yang kerap meminta pemerintah untuk meminta maaf atas peristiwa 1965 agar memberikan informasi jika mengetahui kuburan massal yang dimaksud.

Jika ada, Purnawirawan Jenderal TNI itu juga mengaku tidak segan mendatangi lokasi kuburan tersebut.

Sementara, berbagai laporan terkait lokasi kuburan massal tragedi 1965 sebenarnya juga sudah banyak diungkap. Selain di Wonosobo,kuburan massal juga diduga ada di Patidengan perkiraan berisi 15 jasad manusia.

Sejumlah laporan mengindikasikan kuburan-kuburan massal tragedi 1965 tidak terpusat di satu lokasi tetapi tersebar di banyak titik. (Rep-03/Ed-03)

Pos terkait