Susi Pudjiastuti (sumber: uniqpost.com)
YOGYAKARTA (kabarkota.com) – Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti kini menjadi salah satu sorotan publik. Berbagai sudut pandang menjadi topik sorotan, dari latar belakang hingga tingkah polah sang menteri.
Kepala sekolah SMA Negeri 1 Yogyakarta, Rudy Prakanto mengatakan, berdasarkan informasi yang ia dapat dari guru yang pernah menjadi pendidiknya, Susi ketika masih belajar SMA Negeri 1 Yogyakarta pada 1980-1981, memang bukan siswa yang mempunyai kemampuan akademik menonjol. "Keterangan dari guru yang pernah ngajar seperti itu," kata Rudy ketika ditemui di ruang kerjanya, Rabu (29/10).
Hal tersebut terlihat pada catatan hasil belajar atau rapornya di sekolah. Nilai-nilai mata pelajaran yang Susi peroleh berkisar 5 hingga 7. Bahkan nilai 8 hanya Susi peroleh pada mata pelajaran Bahasa Indonesia pada kelas 1.
Namun, Rudy melanjutkan rekan-rekan menilai Susi merupakan siswa yang baik hati. Susi yang pada kelas dua mengambil jurusan IPS ini suka membantu teman dan memiliki semangat independensi yang tinggi.
"Dia (Susi) tidak ingin berpura-pura atau menutup-nutupi siapa dirinya," ungkap Rudy.
Hanya saja, kata Rudy, sekolah urung selesai, Susi memutuskan untuk keluar. Keputusan tersebut diambil karena Susi sering sakit-sakitan. Sakit yang dialami Susi itu akibat kecelakaan yang mengharuskannya selalu minum obat. Setelah keluar dari sekolah itulah Susi memulai bisnisnya.
Susi memulai bisnisnya dengan berjualan ikan di tempat kelahirannya, Pangandaran. Atas usaha itu, pihak SMA N 1 Yogyakarta selama kurang lebih lima tahun selalu menjadikan usaha Susi untuk belajar para siswa.
Kini, Susi yang telah menjadi menteri sedang dielu-elukan para adik kelasnya. Banyak siswa SMA Negeri 1 Yogyakarta yang ingin sekadar mengenal atau bertemu dengannya.
Namun, Rudy meminta kepada para anak didiknya tak serta merta meniru Susi yang dikenal 'eksentrik'. Menurutnya, apa yang diraih Susi saat ini merupakan buah dari usaha dan kerja keras terlebih dahulu. Usaha jualan ikan hingga menjadi menteri.
"Yang perlu diambil semangatnya untuk berjuang hingga berhasil seperti sekarang," tuturnya.
AHMAD MUSTAQIM