SLEMAN (kabarkota.com) ???????? Tantangan pembangunan, sudah menanti Jokowi meskipun pelantikan presiden belum lagi dilakukan. Salah satu tantangan berat yang dihadapi adalah soal kemiskinan.
Bambang Setiaji, Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) mengatakan, yang menjadi lokus kemiskinan adalah rendahnya upah pera pekerja.
Menurut Bambang, upah rendah tersebut terjadi pada sektor-sektor yang bersifat informal. Meskipun ada kenaikan upah, kata dia, akan tetapi standar hidup juga semakin tinggi.
“Kejar kebijakan kenaikan upah. Saya kira ini yang kita perlukan,” kata Bambang dalam dialog singkat dalam pembukaan Simposium Nasional II di salah satu hotel di Jalan Laksda Adisutjipto, Senin (18/8) malam.
Sari Murti, Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Yogyakarta mengungkapkan bahwa dia sepakat dengan rencana Jokowi untuk melakukan pembangunan manusia. Akan tetapi, kata dia, hal itu akan terjadi jika dilakukan dengan memulai dari keluarga, tidak hanya pendidikan formal.
Ia menambahkan, tantangan lain yang perlu dilakukan adalah mengubah pola pikir masyarakat Indonesia. Masyarakat perlu menekankan pemahaman bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan yang luas wilayahnya lebih banyak lautan daripada daratan. “Pembangunan mesti berbasis laut,” kata dia.
Bukan cuma itu. Sari Murti juga menilai, pertanian di Indonesia masih menjadi tugas untuk diselesaikan. Baik dari segi pengelolaan maupun dari segi hukum pertanian. “Perlu ada perhatian serius memperbaiki hukum pertanian kita,” ujarnya.
Menanggapi hal itu, Jokowi tidak menampik jika menjadi problem yang harus ia hadapi. Menurutnya, produktivitas menjadi permasalahan pekerja di Indonesia. “UMR (Upah Minimum Regional-red) akan sulit naik jika kualitas tenaga kerja kita tidak meningkat,” kata Jokowi.
Menurut Jokowi, pembangunan manusialah saat ini yang diperlukan. Mengingat, sumber daya manusia menjadi salah satu faktor dalam pembangunan. “Pembangunan SDM inilah yang penting,” katanya. (kim/aif)