RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta (dok. kabarkota.com)
YOGYAKARTA (kabarkota.com) – Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Sardjito Yogyakarta sempat kehabisan suplai oksigen liquid, seiring meningkatnya jumlah pasien Covid-19 yang berdatangan, khususnya pada 2 Juli 2021.
Koordinator Hukum dan Hubungan Masyarakat (Hukmas) RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, Banu Hermawan mengaku, sejak tanggal 3 Juli pagi, pihaknya telah mendapatkan laporan bahwa persediaan oksigen liquid telah menipis, baik untuk persediaan central maupun tabung. Sementara, pasien terus berdatangan.
Pihaknya telah berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk mendapatkan pasokan oksigen tersebut, baik dari penyedia maupun pihak lain. Namun hingga pukul 15.00 WIB belum mendapatkan suplai karena terkendala pasokan, dan paling cepat baru bisa disuplai pada 4 Juli, pukul 12.00 WIB.
Kemudian pada 3 Juli pukul 16.00 WIB mulai kehabisan persediaan oksigen liquid hingga pukul 18.00 WIB.
“Oksigen liquid central habis pada sekitar pukul 20.00 WIB,” tegas Banu dalam pernyataan tertulisnya, pada Minggu (4/7/2021).
Oleh karena itu, perawatan pasien beralih menggunakan oksigen tabung atau oksigen cadangan RS. Termasuk mendapatkan pinjaman dari RSA UGM, RSGM UGM, FKG UGM, serta Polda DIY.
“Sekitar pukul 00.15 WIB (4 Juli), kami mendapatkan bantuan 100 tabung oksigen dari Polda DIY dan langsung didistribusikan ke bangsal-bangsal perawatan sambil meninggu kedatangan pasokan dari penyedia oksigen,” sambungnya.
Suplai oksigen liquid, lanjut Banu, baru tiba di RS pada 4 Juli. Sekitar pukul 03.40 WIB, truk pertama masuk dan mengisi tabung utama. Disusul truk kedua, pada pukul 04.45 WIB untuk mengisi tabung central oksigen.
“Dengan datangnya pengisian ini, pelayanan untuk sementara sudah menggunakan oksigen sentral kembali,” ucapnya.
Namun demikian Banu berharap, ke depan, pasokan oksigen lancar untuk memenuhi perawatan pasien di RSUP Dr. Sardjito.
Koordinator Pelayanan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, Endri Astuti menambahkan bahwa selama pandemi Covid-19, pasokan oksigen dari supplier sudah meningkat 3 kali lipat dibandingkan sebelum pandemi. Hanya saja, produsen mulai kewalahan memenuhi permintaan oksigen di berbagai RS, ketika kasus Covid-19 mulai meningkat drastis di berbagai daerah.
“Jadi sebenarnya bukan penyedia tidak mensuplai, tetapi karena kebutuhan tidak sebanding lagi dengan kemampuan produksinya. Ini yang kemudian menyebabkan kekurangan oksigen di mana-mana,” paparnya.
Hal senada juga disampaikan Direktur Operasional PT Samator Gas Industri dan Aneka Gas Industri, Budi Susanto yang mengungkapkan bahwa seiring lonjakan kasus positif Covid-19, jumlah kebutuhan oksigen di DIY naik tiga kali lipat.
“Sebelum pandemi, kebutuhannya sekitar 70-80 ribu meter kubik per hari,” kata Budi dalam jumpa pers virtual, pada 26 Juni 2021.
Namun memasuki bulan Juli – Agustus 2020, sebut Budi, permintaan oksigen mulai naik pelan-pelan hingga pada bulan Januari 2021 permintaannya mencapai 125 meter kubik per hari. Sedangkan pada bulan Mei 2021 hingga sekarang, kebutuhan pasokan rata-rata sudah mencapai 165 meter kubik per hari, untuk DIY dan Jateng. (Rep-01)