Pileg Usai, Parpol Bersiap Bangun Koalisi untuk Pilwalkot Yogya 2024

Rapat Pleno Terbuka Penetapan Perolehan Kursi dan Penetapan Calon Terpilih Anggota DPRD KotaYogyakarta Pemilu Tahun 2024, pada 28 Mei 2024. (dok. kabarkota.com)

YOGYAKARTA (kabarkota.com) – Meski proses Pemilihan Umum (Pemilu) belum selesai, namun tahapan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024 sudah berjalan, termasuk Pemilihan Walikota (Pilwalkot) Yogyakarta.

Baru saja, Selasa (29/5/2024) kemarin, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta menggelar Rapat Pleno Terbuka Penetapan Perolehan Kursi dan Penetapan Calon Terpilih Anggota DPRD KotaYogyakarta Pemilu Tahun 2024.

Ketua KPU Kota Yogyakarta, Noor Harsya Aryo Samudro. (dok. kabarkota.com)

“Sebelum proses ini selesai pun, kami sudah dihadapkan pada tahapan Pilkada selama delapan bulan ke depan,” kata Ketua KPU Kota Yogyakarta, Noor Harsya Aryo Samudro dalam sambutannya.

Dalam Rapat Pleno Terbuka tersebut, Harsya menetapkan 40 kursi untuk lima Daerah Pemilihan (Dapil) di Kota Yogyakarta.

Berdasarkan Keputusan KPU Kota Yogyakarta Nomor 98 Tahun 2024 tentang Penetapan Perolehan Kursi Parpol Peserta Pemilu Anggota DPRD Kota Yogyakarta dalam Pemilu Tahun 2024, dari total 40 kursi tersebut, PDIP mendapatkan kursi terbanyak yakni 11 kursi. Disusul Partai Gerindra, Partai Golkar, dan PKS dengan perolehan masing-masing lima kursi. Kemudian Partai Nasdem,PAN dan PPP masingmasing empat kursi, serta PKB mendapatkan dua kursi.

20 Tahun Vakum, PKB Akhirnya Dapat 2 Kursi

Bagi PKB Kota Yogyakarta, Pemilu Legislatif (Pileg) 2024 membawa keberuntungan karena berhasil mendapatkan jatah dua kursi setelah sekitar 20 tahun tidak memiliki keterwakilan di DPRD.

Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PKB Kota Yogyakarta , Solihul Hadi menganggap, kerinduan yang mendalam dari warga Nahdliyin terhadap keterwakilan di parlemen menjadi pemicu kebaikan suara yang signifikan bagi partai besutan Gus Dur tersebut.

Selain itu, Solihul tak memungkiri bahwa perolehan dua kursi tersebut tidak lepas dari efek dukungan terhadap Paslon 01, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar dalam Pilpres 2024.

“Kami merasakan, ternyata pemilih PKB tidak hanya warga Nahdliyin saja, tetapi juga ada dari warga Muhammadiyah. Ini adalah bagian dari apa yang kami lakukan untuk Paslon 01,” ucap Solihul di Yogyakarta, pada 29 Mei 2024.

Pria yang juga salah satu caleg terpilih DPRD Kota Yogyakarta Periode 2024- 2029 dari Dapil – 5 ini berpendapat bahwa konteks anggota legislatif berbeda dengan konteks direktur sebuah perusahaan karena menjadi anggota legislatif adalah amanah yang diberikan oleh masyarakat.

“Artinya, selama 5 tahun itu kami wajib membayar hutang hutang karena kami mendapatkan titipan suara mereka,” tegasnya.

Bentuk hutang yang dimaksud Solihul adalah dukungan dari masyarakat yang menjadikan mereka terpilih sebagai anggota dewan. Oleh karena itu, pengembalian hutang dalam bentuk advokasi permasalahan-permasalahan yang ada di masyarakat serta menjadi solusi bagi mereka. Terlebih, uang yang didapat dari jabatannya sebagai anggota dewan sejatinya juga uang dari masyarakat.

Sementara menyinggung soal Pilkada, Solihul menuturkan bahwa meski dua kursi ini masih termasuk suara minoritas. Namun pencapaian ini menunjukkan bahwa PKB bukan sekadar peserta atau pun pendukung dalam kontestasi Pilkada, melainkan menjadi bagian dari komponen utama yang menentukan kandidat yang akan diusung bersama koalisi partai lainnya.

Keberuntungan Pileg 2024 juga menghinggapi Partai Golkar Kota Yogyakarta yang mendapatkan tambahan satu kursi dibandingkan Pileg 2019 lalu.

Ketua Umum DPD II Partai Golkar Yogyakarta, Agus Mulyono. (dok. kabarkota.com)

Ketua Umum Dewan Pimpinan Daerah (DPD) II Kota Yogyakarta, Agus Mulyono mengungkapkan, pada Pemilu 2019 lalu, Partai Golkar mendapatkan empat kursi. Sementara sekarang berhasil mendapatkan lima kursi dengan peningkatan perolehan suara sekitar 41 persen.

Sama halnya dengan PKB, Agus juga mengungkapkan, dengan perolehan lima kursi, Partai Golkar belum bisa mengusung Paslon Walikota dan Wakil Walikota sendiri sehingga perlu penjajakan koalisi dengan parpol lainnya.

“Beberapa waktu lalu, kami sudah membuka pendaftaran kandidat pimpinan kepala daerah dan sudah kami survei tapi hasilnya belum keluar sehingga petanya seperti apa, kami masih menunggu presentasi dari surveyornya,” ucap Agus.

Menurutnya, dari lima nama kandidat yang mendaftar sebelumnya, kini tinggal tiga nama saja, yakni Heroe Poerwadi, Singgih Raharja, dan Afnan Hadikusuma. Sedangkan dirinya dan Aryanto telah mengundurkan diri.

Pengamat Politik:Peta Koalisi di Pilkada 2024 lebih Cair

Ditemui terpisah, Pengamat Politik UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Ahmad Norma Permata berpandangan bahwa dalam Pilkada kali ini, peta koalisi semua Parpol akan cair. Bahkan, PKB dan PKS yang sebelumnya tidak pernah berkoalisi di level nasional, belajar dari Pemilu 2024, ternyata mereka bisa bekerja-sama. Di level daerah, kemungkinan mereka juga melakukan komunikasi untuk penjajakan koalisi.

“Dugaan saya, mereka masih menunggu hasil survei,” sambungnya.

Di Yogyakarta, lanjut Norma, Parpol masih dinamis dan terbuka terhadap para bakal calon terbaik untuk diusung.

‘Siapa yang paling populer, dia yang akan diusung,” tegasnya.

Pengamat Politik UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Ahmad Norma Permata. (dok. kabarkota.com)

Tapi, jika hasilnya tidak memunculkan tokoh yang serius, kata dia, maka kemungkinannya koalisi di bawah hanya asal-asalan atau pun koalisi yang mencerminkan pusat.

Norma menjelaskan, dalam teori koalisi itu ada maximum winning coalition. “Partai itu asal dia dijamin menang, maka dia akan mau berkoalisi dengan siapa saja,” paparnya.

Selain itu, ada minimum winning coalition (koalisi minimal). Jadi kemenangannya minimal 50 persen + 1 saja supaya nanti pembagian ‘kue’ kekuasaannya tidak terlalu banyak. (Rep-01)

Pos terkait