Prabowo Subianto (kedua dari kanan) dan Joko Widodo (kanan) saat keduanya bertemu di kediaman keluarga Prabowo, di Jalan Kertanegara, Jakarta, Jumat (17/10). (Foto: akun facebook Joko Widodo)
YOGYAKARTA (kabarkota.com) – Pelantikan Joko Widodo – Jusuf Kalla (Jokowi – JK) sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI terpilih ke-7, tinggal beberapa hari ke depan. Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Zulkifli Hasan pun telah mendatangi sejumlah tokoh politik dan para mantan kepala negara untuk hadir dalam Pengambilan Sumpah dan Janji Jokowi – JK, pada 20 Oktober mendatang. Tak ketinggalan, MPR juga akan mengundang Prabowo Subianto, yang sebelumnya menjadi rival Jokowi, pada Pilpres 2014 mendatang.
Bahkan, Jokowi secara pribadi juga telah menemui Ketua Umum Partai Gerindra tersebut. Salah satunya untuk mendinginkan suhu politik pasca pertarungan dalam perebutan kursi RI-1, 9 Juli lalu. Sebagaimana diberitakan kabarkota.com sebelumnya, hari ini, Jumat (17/10), Jokowi secara pribadi telah menemui Prabowo. Keduanya bertemu di kediaman keluarga Prabowo, di Jalan Kertanegara, Jakarta.
Secara pribadi, Prabowo menganggap kedatangan Jokowi di kediamannya sebagai sebuah bentuk kehormatan, apalagi tepat di hari ulang tahunnya ke-63. Ia juga sempat mengucapkan selamat atas pelantikan Jokowi – JK nantinya.
Namun, bagi para pendukung Prabowo, ada pro dan kontra terkait dengan undangan pelantikan Jokowi-JK untuk mantan menantu Presiden RI ke-2 tersebut. Sebagian pendukung menyampaikan keberatannya jika Prabowo menghadiri undangan itu nantinya. Sementara sebagian lainnya menganggap, kehadiran Prabowo penting untuk menunjukkan sikap kenegarawannya.
Kepada kabarkota.com, seorang pendukung Prabowo di Jakarta, Titi berpendapat, sebaiknya mantan suami Titiek Soeharto tersebut tidak menghadiri undangan pelantikan rivalnya, karena akan mengundang kekecewaan sebagian pendukungnya. “Bagi saya sederhana, rasa sakit buah dari hasil Pemilu (Pilpres) lalu masih sangat membekas di hati. Rasanya akan menjadi lebih sakit manakala melihat Prabowo hadir dalam pelantikan nantinya,” ucap Titi melalui jejaring sosial facebook, Jumat (17/10). Namun, ketika nantinya Prabowo memutuskan untuk tetap hadir, Titi mengaku akan tetap menghargainya sebagai negarawan sejati.
Sementara bagi Pendukung Prabowo dari Klaten, Sulisyawan justru berharap, mantan Perwira Militer ini bisa menghadiri undangan pelantikan itu. “Ini penting untuk menunjukkan sifat negarawan yang selama ini didengungkan prabowo dan KMP (Koalisi Merah Putih),” ucapnya melalui pesan singkat.
Kehadirannya nanti, lanjut Sulis, sekaligus untuk membuktikan bahwa Prabowo bisa memisahkan antara persoalan pribadi, politik, maupun kenegaraannya. Sulis juga mengapresiasi sikap Prabowo yang bersedia memberikan ucapan selamat atas terpilihnya Jokowi sebagai Presiden ke-7, pengganti Susilo Bambang Yudhoyono.
Ia mencontohkan, jika selama proses pilpres kemarin ada keterlibatan konflik pribadi, maka kali ini harus dipisahkan karena pelantikan itu bagian dari hajatan negara. “Bagaimanapun Jokowi itu presiden yang sah menurut Undang-Undang,” tambahnya.
Lebih lanjut Sulis juga meminta, agar Prabowo bisa menjadi pengawas utama atas jalannya kebijakan Jokowi, setidaknya dalam lima tahun ke depan. Terlebih, ia menilai, hambatan utama KMP sekarang ini justru bukan Koalisi Indonesia Hebat (KIH), melainkan negatif branding dari sekelompok massa yang mengatasnamakan pro-KIH, maupun propaganda yang mencitrakan KMP seolah sebagai musuh rakyat. "Menurut saya, negatif branding itu tidak benar. Di belakang KMP itu juga ada sekitar 60 juta rakyat yang mendukungnya,” ujarnya.
Meski begitu, lanjut dia, jika nantinya Prabowo memilih untuk tidak hadir, semestinya tidak dipolitisasi. “Mungkin Prabowo juga mempunyai kesibukan lain, yang tak bisa ditinggal. Mengingat, ia juga sibuk sebagai pengusaha,” katanya.
SUTRIYATI