Pegiat dan Pelaku UMKM Yogyakarta, Arya Ariyanto saat mengikuti aksi Donor Darah (dok. istimewa)
YOGYAKARTA (kabarkota.com) – Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Yogyakarta berpotensi naik kelas dan berkontribusi besar dalam perekonomian lokal. Namun tantangan terkait kurangnya konsistensi dan komitmen perlu diatasi.
Hal tersebut sebagaimana disampaikan oleh Pegiat dan Pelaku UMKM Yogyakarta, Arya Ariyanto di sela-sela acara Donor Darah di Bakpia Jogkem dan Joxzin Lawas ke-7, di Kampus LP2 K Sun Marino Indonesia dan Outlet Bakpia Jogkem Alkid Yogyakarta.
Arya berpendapat bahwa perlu pendekatan yang tepat dan dukungan yang kuat dari pemerintah serta pihak terkait agar UMKM di Yogyakarta dapat bersaing ke taraf yang lebih tinggi.
Lebih lanjut, Dirut PT Jogkem Grup ini menyampaikan bahwa dukungan yang diberikan oleh pemerintah bisa berupa pendampingan yang tidak hanya sebatas pada pelatihan dan pameran, melainkan juga pendampingan yang mampu memperkuat komitmen dan konsistensi para pelaku UMKM.
“Ini bisa dilakukan melalui pembinaan manajerial, pelatihan keterampilan atau pengembangan jaringan kerja yang kokoh,” tegas Arya dalam siaran pers yang diterima kabarkota.com, pada Senin (6/5/2024).
Mengingat, lanjut Arya, rendahnya konsistensi dan komitmen pelaku UMKM Yogyakarta telah menyebabkan ketidakstabilan dan kehilangan fokus. Selain itu, keterbatasan sumber daya keuangan juga membuat UMKM sulit menjaga konsistensi dalam operasional mereka.
“Kurangnya modal menghambat investasi dalam penyediaan bahan baku berkualitas atau pengembangan produk baru sehingga dapat mengganggu aliran produksi dan pertumbuhan bisnis dalam jangka panjang,” imbuhnya.
Lebih lanjut Arya mengungkapkan, persaingan di pasar tenaga kerja yang ketat pun menjadi tantangan besar bagi para pelaku UMKM. Mereka kesulitan merekrut dan mempertahankan karyawan yang berkualitas.
“Kurangnya personel dapat membebani sisa staf yang ada dan mengganggu produktivitas, dan pada akhirnya memengaruhi kualitas produk dan layanan yang ditawarkan,” ucap pria yang disebut-sebut akan turut meramaikan bursa Pilwalkot 2024 ini.
Terlebih, selama ini UMKM kebanyakan masih mengandalkan pemasok dalam memenuhi kebutuhan bahan baku mereka. Padahal, ketidakstabilan dalam pasokan bahan baku dapat mengganggu aliran produksi serta menyebabkan penundaan dalam pengiriman produk kepada pelanggan.
“Faktor-faktor seperti fluktuasi harga, keterlambatan pengiriman, atau bahkan kualitas bahan baku yang buruk bisa menjadi penyebab utama masalah ini,” anggapnya.
Namun demikian, Arya meyakini bahwa dengan tekad dan kerja keras, para pelaku UMKM dapat mengatasi berbagai kendala tersebut, dan mampu meraih kesuksesan serta pertumbuhan berkelanjutan dalam dunia usaha yang kompetitif. (Adv/Ed-01)