Yoyok saat berbagi ilmu dengan para pelaku bisnis pemula, di kantornya. (Dok. Kabarkota.com)
BANTUL (kabarkota.com) – Suasana ruang rapat di kantor PT Yoshugi Media Group yang terletak di Jalan Wonosari KM 8 Yogyakarta, siang hingga sore itu tampak ramai dengan kedatangan para enterpreneur muda dari sejumlah daerah.
Suasana juga tampak “cair” ketika Chairman PT Yushogi Media Group, Yoyok Rubiantono memulai menceritakan bagaimana dirinya selama ini melakupkan promosi produk-produknya melalui media sosial, facebook dan sukses meraup untung hingga milyaran rupiah per bulan.
Pada kesempatan tersebut, pria 39 tahun ini juga membagikan ilmunya kepada para anak muda yang rata-rata mereka merupakan pebisnis pemula yang merambah dunia e-commerce dengan produknya masing-masing. Sebelum memasuki ruang rapat, mereka juga sempat diajak keliling ke beberapa ruangan tempat anak buah Yoyok bekerja selama ini.
Antusias mereka tampak ketika banyak pertanyaan yang dilontarkan, sekaligus sharing pengalaman bisnis mereka, selama bersama Yoyok.
Kepada kabarkota.com, Yoyok mengaku, acara tersebut sebagai bagian dari Corporate Social Responsibility (CSR) yang ia berikan secara cuma-cuma untuk para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang ingin belajar e-commerce kepadanya.
“Ini kan mereka datang dari jauh, saya mengajari mereka supaya growing (berkembang), ini semacam bentuk tanggung jawab sosial,” jelas Yoyok di kantornya, baru-baru ini.
Pria lulusan Tehnik Elektro UGM ini mengawali usahanya, dengan berjualan peralatan rumah tangga, khususnya panci presto produksi China yang kemudian ia pasarkan ke Amerika Latin dan Amerika Serikat, sejak tahun 2006 silam.
Untuk pemasaran produk, ia lakukan melalui online, dengan memanfaatkan media sosial Facebook. Namun karena ketika itu infrastruktur di tanah air belum memadahi, dan internet juga belum banyak yang aware, ditambah dengan dukungan pemerintah yang masih sangat minim, usaha Yoyok baru bisa berkembang bagus di tahun 2011.
“Dulu pertama kali mengawali usaha kami dua orang kemudian betambah menjadi lima orang, lalu 10 orang, dan di tahun 2011 itu menjadi 20 orang. Sekarang 88 orang di sini, 40 orang di Filipina, dan dua orang di Amerika,” ungkap Yoyok.
Berbeda dengan para pelaku UMKM pada umumnya yang memulai usaha dengan membisik pasar dalam negeri terlebih dahulu, Yoyok sejak awal justru menargetkan pasar luar negeri, baru enam bulan kemudian merambah pasar lokal. Menurutnya, itu karena di luar negeri, dukungan teknologi dan pemerintahnya sudah lebih memadahi, termasuk konsumen yang familar dengan transaksi pembelian produk secara online.
Kini, selain menjual produk peralatan rumah tangga, melalui zetira.id, Yoyok juga menjual sekitar 20 jenis produk lain, termasuk peralatan elektronik, dengan pasar dunia, kecuali Korea Utara.
“Korea Utara sulit ditembus karena di negara tersebut tak ada facebook,” ucapnya.
Sementara, pemasaran produknya selama ini mengandalkan iklan di media sosial Facebook dan Instagram. Tak tanggung-tanggung, dengan budget iklan Rp 100 juta – Rp 300 juta per produk, kini perusahaan yang ia miliki mampu meraup omzet tak kurang dari 1.000 Dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp 10 Milyar per bulan.
Bagi Yoyok, untuk menjadi pelaku bisnis e-commerce yang sukses, maka mindset menjadi sangat penting untuk menentukan arah usahanya, apakah akan berkembang secara global atau hanya di pasar lokal saja. Di era global seperti sekarang, maka marketnya juga global. Ditambah dengan dukungan teknologi telekomunikasi dan informasi, serta support dari pemerintah, berupa kebijakan maupun infrastruktur yang memadahi.
“Kalau kita punya mindset seperti itu, maka kita punya mental yang bagus. Dan kalau mental kita bagus, maka kita punya banyak kesempatan,” anggap Yoyok.
Itu terbukti dari pengalaman Yoyok sendiri yang sebenarnya lebih akrab dengan dunia kelistrikan, namun berkat niat dan tekad yang besar untuk belajar secara otodidak, dan membangun jaringan melalui komunitas-komunitas bisnis, kini ia mampu membuktikan diri sebagai salah satu pengusaha muda Indonesia yang sukses mengembangkan bisnis e-commerce yang ia bangun dari Bantul, DIY. (Rep-01)