Kabut menyemuti sejumlah wilayah di DIY, Sabtu (26/8/2017) pagi. (Sutriyati/kabarkota.com)
SLEMAN (kabarkota.com) – Langit Yogyakarta, Sabtu (26/8/2017) pagi tampak diselimuti kabut tebal hingga memperpendek jarak pandang, dan menimbulkan tanda tanya di masyarakat.
Salah seorang warga Sleman, Rani sempat mengira, kabut tersebut adalah abu dari gunung Merapi. Terlebih, ia juga menerima pesan berantai yang berisi berita dari salah satu portal online yang bertajuk “Hujan Abu Gunung Merapi Menyelimuti Kota Yogyakarta”. Namun setelah dibaca ulang, ternyata berita lawas yang sengaja disebarkan oleh pihak-pihak yang tak bertanggung-jawab.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Bagian Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) DIY, Agus Sudaryatno menjelaskan, kabut tebal di pagi hari wajar terjadi di musim pancaroba seperti sekarang.
“Kalau musim pancaroba itu memang normalnya kelembaban tinggi. Karena kelembaban tinggi dan langitnya cerah, biasanya akan terjadi kabut di dataran tinggi,” kata Agus kepada kabarkota.com.
Menurutnya, ketika suhu udara di kisaran 26 – 27 derajat celcius dan kelembabannya lebih dari 80 persen, maka pagi hari akan terbentuk kabut tebal di wilayah dataran tinggi, seperti Sleman dan sekitarnya.
Agus juga menyatakan, kabut tebal ini tak mengganggu kesehatan sehingga pihaknya mengimbau agar masyarakat tak perlu resah dengan fenomena alam yang biasa terjadi pada saat peralihan musim, dari kemarau ke musim hujan ataupun sebaliknya.
Sementara terkait dengan berita yang dikaitkan dengan aktivitas gunung Merapi, Agus menegaskan, itu bukan menjadi ranahnya untuk menjelaskan. Hanya saja, masyarakat tetap diminta untuk tidak langsung percaya dengan informasi-informasi yang belum tentu kebenarannya.
Komandan Tim Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (TRC BPBD) DIY, Pristiawan juga menegaskan bahwa kabut tersebut tak terkait dengan akrivitas gunung Merapi.
“Tidak ada (hujan abu). Merapi aman,” ucapnya singkat.
Foto Puncak Gunung Merapi, Sabtu (26/8/2017) pagi. (dok. istimewa)
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) DIY, I Gusti Made Agung Nandaka, dalam siaran persnya juga menegaskan bahwa berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental, aktivitas Gunung Merapi dalam tingkat aktivitas Normal.
“Jika terjadi perubahan aktivitas gunung Merapi yang signifikan, maka tingkat aktivitasnya akan segera kami tinjau kembali,” tulisnya. (Ed-03)
SUTRIYATI