Bupati Sleman, Sri
Purnomo memberikan sambutan dalam Sarasehan Budaya tentang
"Nilai-nilai Budaya Sleman sebagai Daya Dukung Keistimewaan
Yogyakarta", di pendapa sukramanis, Krapyak, Sidoarum, Godean,
Sleman, Sabtu (1/11). (Sutriyati/kabarkota.com)
SLEMAN
(kabarkota.com) – Bupati Sleman, Sri purnomo menganggap selama ini
serapan dana keistimewaan (danais) masih rendah. Salah satunya karena
pemaknaan budaya yang masih sempit.
Anggapan itu disampaikan
Bupati, dalam Sarasehan Budaya tentang "Nilai-nilai Budaya
Sleman sebagai Daya Dukung Keistimewaan Yogyakarta, di pendapa
sukramanis, Krapyak, Sidoarum, Godean, Sleman, Sabtu (1/11).
"Karena
pemaknaan budaya yang masih sempit, saat ini serapan danais baru
sekitar Rp 50 Milyar – Rp 60 Milyar dari total dana di atas Rp 500
Milyar," sebut Sri Purnomo.
Padahal, lanjut dia, jika
uang tersebut bisa dioptimalkan, maka danais yang digulirkan dari
pemerintah pusat bisa mencapai Rp 2 Triliun rupiah.
Oleh
karenanya, Sri Purnomo berharap, agar nantinya masing-masing wilayah
di Sleman bisa mengembangkan kebudayaannya dengan lebih luas sehingga
bisa mengakses danais lebih banyak.
Terlebih, ungkap dia,
Danais juga bisa dimanfaatkan untuk pembebasan tanah jalur lintas
selatan. "Tergantung bagaimana kita membuat argumentasi
untuk menghubungkan budaya itu dengan kebutuhan masyarakat,"
anggapnya.
Selain itu, dengan perluasan budaya ini, harapannya
jati diri masyarakat di kabupaten sleman akan tetap kokoh sehingga
dihargai dalam memperkuat keisitimewaan DIY.
SUTRIYATI