Duka di Balik Kematian tak Wajar Diplomat Muda asal Yogya

Upaya jelang pemakaman jenazah Arya Daru Pangayunan di Rumah duka Yogyakarta, pada Rabu (9/7/2025). (dok. kabarkota.com)

BANTUL (kabarkota.com) – Kepergian diplomat muda asal Yogyakarta, Arya Daru Pangayunan yang meninggal secara tragis di dalam kamar kos di Jakarta, menyisakan duka yang sangat mendalam, tidak hanya bagi keluarga almarhum, tetapi juga bagi Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, tempat ia bekerja semasa hidupnya.

Direktur Perlindungan WNI Kemlu RI, Judha Nugraha, bahkan berkali-kali menangis ketika memberikan sambutan dalam upacara jelang pemakaman jenazah, di rumah duka yang beralamat di Jalan Munggur No 6, Jomblang, Banguntapan, Bantul, DIY, pada Rabu (9/7/2025).

Bacaan Lainnya

Baginya, semasa hidup, almarhum merupakan sosok pekerja keras, berdedikasi, humble, ceria, dan suka menolong.

“Kami sendiri yang melihat bagaimana Mas Daru membopong anak-anak terlantar… Dia turun mengevakuasi WNI saat gempa turki. Terakhir, dia juga membantu evakuasi WNI dari Iran,” ungkap Judha sembari menangis.

Direktur Perlindungan WNI Kemlu RI, Judha Nugraha menangis saat menyampaikan sambutan jelang pemakaman Arya Daru Pangayunan di Yogyakarta, pada Rabu (9/7/2025). (dok. kabarkota.com)

Daru, sebut Judha, mulai bergabung sebagai diplomat di Kemlu RI sejak tahun 2014 dan bertugas di sejumlah Kedutaan Besar RI (KBRI). Kemudian di tahun 2022, dia bergabung di Direktorat Perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) untuk wilayah selain Asia Tenggara, dan Timur Tengah (Timteng).

“Sebenarnya, kami sedang mempersiapkan perpisahan untuk Mas Daru yang akan berangkat bertugas di KBRI Helzinski pada akhir bulan ini. Namun Allah ternyata memiliki rencana lain,” sambung Judha.

Oleh karena itu, selain menyampaikan bela sungkawa kepada pihak keluarga, Judha juga mendoakan almarhum dan keluarganya. “Terakhir untuk Mbak Pita, Alfea, dan Mas Alarik, meskipun Mas Daru sudah tiada, you are always our family,” ucap Judha menutup sambutannya.

Sedangkan kakak ipar almarhum, Meta Bagus mengaku mengenal Daru sejak masih Sekolah Dasar (SD). Baginya, semasa hidup, Daru sosok yang hampir tidak pernah marah dan murah senyum.

Tangis pilu keluarga Arya Daru Pangayuan saat jenazah tiba di rumah duka Yogyakarta, pada Rabu (9/7/2025). (dok. kabarkota.com)

“Dia juga cerdas, dan pernah menulis buku tapi saya lupa judulnya. Dia kalau menulis cerita itu sudut pandangnya enak dibaca,” kenangnya.

Semasa hidupnya, almarhum juga termasuk sering pulang ke Yogyakarta untuk menjenguk anak istrinya yang tinggal di sini.

Sebelum meninggal, Arya Daru Pangayunan bekerja sebagai Fungsional Diplomat Ahli Muda di Direktorat Perlindungan WNI Kemlu RI. Dia juga alumni FISIP Hubungan Internasional di UGM tahun 2005. Almarhum meninggalkan istri bernama Meta Ayu Puspitantri yang juga alumni FEB UGM, serta dua anak bernama Althea Alina Pangayunan, dan Alarik Almajid Pangayunan. Pria kelahiran 15 Juli 1986 itu adalah putra Subaryono, seorang mantan Dosen Fakultas Teknik Geodesi UGM. Sedangkan ayah mertuanya, Basu Swastha Dharmmesta adalah Guru Besar di Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB UGM).

suasana di rumah duka keluarga Arya Daru Pangayunan di Yogyakarta, pada Rabu (9/7/2025). (dok. kabarkota.com)

Sementara Wakil Rektor UGM Bidang Kemahasiswaa, Pegabdian kepada Masyarakat dan Alumni UGM, Arie Sujito mengaku kehilangan sosok alumni berprestasi yang memiliki karir baik di Kemlu RI.

Terkait adanya ketidakwajaran atas kematian Daru, pihaknya berharap, kasus tersebut diusut tuntas demi kemanusiaan dan tanggung jawab perlindungan negara terhadap warganya.

Sebagaimana diberitakan sejumlah media, almarhum ditemukan meninggal di kamar kos, dalam kondisi kepala dililit lakban, pada 3 Juli 2025 lalu. Kini, kasus kematiannya yang tak wajar tersebut sedang ditangani Polsek Menteng, Jakarta Pusat. (Rep-01)

Pos terkait