BANTUL (kabarkota.com) – Di Jalan Kesejahteraan Sosial No.1, tepatnya di Padukuhan Sanggrahan, Kalurahan Ngestiharjo, Kapanewon Kasihan, Kabupaten Bantul, DIY, berdiri gedung bertingkat cukup megah milik Kementerian Sosial (Kemensos) RI. Kompleks bangunan dan lahan dengan luasan sekitar lebih dari 4 hektar itu, kini ‘disulap’ menjadi Sekolah Rakyat (SR)19 Bantul.
SR ini merupakan program pendidikan gratis dari pemerintah bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrim yang ditentukan berdasarkan Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN) Kemensos RI. Sekolah dengan konsep boarding School (sekolah berasrama) ini, salah satu tujuannya adalah untuk memutus mata rantai kemiskinan, melalui pendidikan.

Meskipun sekolah di SR tidak dipungut biaya sama sekali, namun fasilitas yang disediakan sangat layak, bahkan bisa dikatakan sangat representatif. Mulai dari ruang kelas, fasilitas pendukung kegiatan belajar mengajar dan ekstrakurikuler, seperti laboratorium komputer, perpustakaan, sarana olah raga, rumah ibadah, hingga asrama, ruang makan, serta taman didesain secara modern, tanpa mengubah struktur bangunan yang sudah ada.
Saat kabarkota.com bersama sejumlah jurnalis Yogyakarta berkunjung ke lokasi tersebut, pada 11 Juli 2025, kami berkesempatan melihat berbagai fasilitas tersebut, sembari menunggu Kepala Sekolah (Kepsek) yang sedang melakukan zoom meeting dengan Pemerintah Pusat terkait dengan persiapan kegiatan belajar mengajar perdana di Tahun Ajaran 2025/2026 ini.

Diawali dengan menengok ruang kelas yang jumlahnya 10 ruangan untuk Rombongan Belajar (Rombel) siswa Sekolah Menengah Atas (SMA). Masing-masing Rombel terdiri dari 10 siswa sehingga total daya tampungnya 200 peserta didik. Selanjutnya di sisi timur dan barat, bangunan digunakan untuk asrama siswa, wali asrama, dan guru. Terdapat sekitar tujuh asrama, dengan kapasitas lebih dari 210 bed. Untuk siswa, tempat tidur disiapkan bertingkat dengan kasur busa. Sedangkan untuk wali asrama, disediakan tempat tidur tersendiri, dengan kasus busa dan divan kayu. Di situ juga dibangun toilet dan kamar mandi.

Di bagian tengah, ada instalasi perpustakaan yang terintegrasi dengan Unit Kesehatan Sekolah (UKS), ruang Bimbingan Konseling (BK), dan ruang OSIS. Di sebelahnya, ada gedung Laboratorium Sosial yang akan difungsikan sebagai laboratorium komputer.
Di sisi selatan, ada bangunan satu lantai yang akan digunakan untuk ruang makan. Sebelahnya, lapangan olah raga untuk tenis tenis maupun futsal. Lapangan tersebut berdekatan dengan mushala dan kebun yang juga menjadi tempat kawanan rusa bermain dan merumput.

Kepala SR 19 Bantul, Agus Ristanto mengungkapkan, para calon peserta didik didapatkan dari hasil pendataan petugas pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) dari Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul, Kulon Progo, dan Gunungkidul, yang . Mayoritas, mereka datang dari Kabupaten Bantul.
“Kami mendapatkan data-data awal itu dari mereka… Kemudian itu yang disiapkan,” jelas Agus saat ditemui di kantornya, pada 11 Juli 2025.

Sedangkan untuk wali asuh dan wali asrama, lanjut Agus, direkrut oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) bersama Kemensos, dengan status PPK. Kecuali untuk guru agama, karena disiapkan khusus oleh Kementerian Agama (Kemenag).
Sementara, untuk kurikulum yang akan diterapkan adalah kurikulum SR, dengan mengedepankan pendidikan karakter. Selain itu, nantinya para peserta didik juga dapat mengikuti ekstra kurikuler, sesuai minatnya. Harapannya, para peserta didik akan memiliki kompetensi, dan kecerdasan intelektual, emosional, maupun spiritual yang baik.
Lebih lanjut Agus menambahkan, rencananya, para siswa akan mulai masuk ke SR 19 Bantul pada 14 Juli 2025 mendatang. Hari pertama, mereka akan melakukan cek kesehatan. Kemudian dilanjutkan dengan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).

Di lain pihak, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) DIY, Endang Patmintarsih menegaskan bahwa tes kesehatan yang akan dilakukan tidak akan menggugurkan status mereka sebagai siswa di SR. Hasil tes akan digunakan sebagai rujukan untuk penanganan pengobatan, jika nantinya ditemukan penyakit.
“Kami sudah bekerja sama dengan Dinas Kesehatan dan Puskesmas setempat,” paparnya. (Rep-01)