Pegiat anti-rokok di Yogyakarta tengah memungut puntung rokok di kawasan Malioboro, Minggu (24/11/2019). (dok. kabarkota.com)
YOGYAKARTA (kabarkota.com) – Rencana mewujudkan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) khususnya di Malioboro, hingga kini belum terwujud. Padahal, Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta menargetkan KTR di jantung Kota Gudeg tersebut akan direalisasikan pada bulan November 2019 ini.
Oleh karenanya, pegiat anti-rokok dari berbagai kelompok di Yogyakarta, Minggu (24/11/2019), melakukan Kampanye Satu Puntung Sejuta Masalah, di kawasan Malioboro Yogyakarta, dan sejumlah titik lokasi di sekitarnya. Diantaranya, titik nol km Yogyakarta, dan alun-alun utara.
Jenitra Hapsari selaku Presiden Komunitas 9 CM mengatakan, kampanye kali ini dalam bentuk aksi memungut puntung-puntung rokok yang berserakan di sepanjang Malioboro dan sejumlah titik lokasi di sekitarnya, dengan melibatkan puluhan orang yang kebanyakan anak muda.
“Ternyata masih banyak sekali puntung rokok di kawasan ini,” ungkap Jenitra kepada wartawan di sela-sela aksinya.
Dari hasil pantauan kabarkota.com, khusus di kawasan Malioboro saja, ribuan puntung rokok telah terkumpul dalam botol-botol plastik bekas minuman kemasan.
Menurutnya, setelah puntung rokok terkumpul, selanjutnya akan dijadikan basis data untuk membuat kampanye dalam bentuk audio visual di media sosial, serta menjadi bahan audiensi ke pihak terkait.
“Kami ingin terus mendorong pemerintah agar implementasi Perda KTR di Kota Yogyakarta semakin bagus,” jelasnya.
Idealnya, kata Janitra, Malioboro sebagai KTR menyediakan tempat-tempat khusus untuk merokok sehingga mereka bisa lebih tertib dan asapnya tak mengganggu wisatawan lainnya.
Senada dengan itu, salah seorang wisatawan di kawasan Malioboro, Warsito juga menilai bahwa rencana mewujudkan KTR, khususnya di kawasan Malioboro merupakan langkah positif, selama disertai dengan fasilitas yang memadahi bagi para perokok.
“Disediakan tempat-tempat khusus untuk merokok, dan tulisan-tulisan “no smoking” di lokasi yang bebas asap rokok,” harap pria asal Madiun, Jawa Timur ini.
Dengan begitu, lanjut Warsito, para perokok di kawasan Malioboro bisa lebih tertib, dan tidak membuang puntung-puntung rokok di sembarang tempat lagi. (Rep-01)