SLEMAN (kabarkota.com) – Di tahun 2050, Indonesia akan menjadi negara dengan populasi terbesar keempat di dunia, dengan jumlah 323 juta penduduk. Hal tersebut dikemukakan Direktur Australian Demographic and Social Research Institute, The Australian National University, Peter McDonalds di UGM, Kamis (24/4).
Peter menjelaskan, meski saat ini tingkat kelahiran di Indonesia menurun sekitar 2,5 persen, namun hal itu tidak menghambat laju pertumbuhan usia produktif di masa mendatang.
"Kondisi ini merupakan peluang sekaligus ancaman, jika pemerintah tidak mampu mengimbangi dengan ketersediaan lapangan kerja", kata dia.
Menurut Peter, selama ini kelemahan kebijakan kependudukan Indonesia terletak pada ketidakpastian data penduduk. Contohnya sensus penduduk tahun 2000 yang masih mengalami kecacatan, dalam hal pelatihan survey dan manajemen data.
Dosen Ekonomi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Elan Satriawan mengungkapkan, meningkatnya jumlah penduduk tidak serta merta memberikan sumbangan terhadap perekonomian di Indonesia.
Elan menyebutkan, ada tiga faktor yang mempengaruhi pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia, yakni kualitas tenaga kerja, ketersediaan dan permintaan di dunia kerja, dan pertumbuhan pengangguran di tanah air.
Guna memastikan pertumbuhan penduduk yang berkualitas, tambah Elan, maka harus dilandasi dengan penciptaan lapangan kerja. (jid/ tri)