YOGYAKARTA (kabarkota.com) – Kecurangan marak terjadi dalam penyelenggaraan Pemilu 2014. Mulai kesalahan DPT di sejumlah TPS, tertukarnya surat suara, hingga dugaan politik uang yang melibatkan caleg dan parpol.
Koordinator Komunitas Pemantau Pemilu Bersih (KP2B) Yogyakarta, Fauzan Adzim, saat jumpa pers di Yogyakarta, Jumat (18/4) mengatakan, KP2B telah melakukan pemantauan di Gunungkidul dan Bantul yang mempertegas maraknya kecurangan tersebut. Sayangnya, KP2B tidak memaparkan secara rinci data-data terkait dugaan kecurangan yang mereka maksud.
"Bawaslu dan KPU DIY selaku penyelenggara Pemilu tidak tegas dalam menyikapi persoalan itu. Kami sangat berharap Bawaslu mengajukan kepada KPU DIY untuk menindak keras dan mendiskualifikasi caleg dan parpol yang terbukti melakukan kecurangan pemilu," pinta dia.
Berdasarkan pantauan kabarkota.com, beberapa pekan lalu para aktivis KP2B Yogyakarta ini justru menolak pemilu 2014. Mereka mengatasnamakan diri Koalisi Rakyat Tolak Pemilu Borjuasi 2014 bahkan membakar gambar atribut parpol peserta Pemilu di sela aksinya.
Aktivis Koalisi Pemilih Kritis, Tri Wahyu KH berpendapat, apa yang dilakukan oleh para mahasiswa tersebut merupakan bukti bahwa mereka sebenarnya tidak apatis terhadap perkembangan isu sosial politik di negeri ini.
Hanya saja, kata Tri Wahyu, bentuk penyikapannya yang terkesan tidak konsisten, jika awalnya menolak Pemilu kemudian memunculkan isu-isu kecurangan dalam Pemilu tanpa data dan fakta yang ril dari lapangan.
"Saya sarankan kepada para aktivis muda pentingnya menjaga idealisme dalam mengkritisi, dengan mengumpulkan fakta-fakta ril di lapangan", pintanya.
Ditemui terpisah, Komisioner Bawaslu, Sri Rahayu Werdiningsih menyayangkan pihak-pihak yang selama ini menganggap Bawaslu DIY tidak bekerja dalam melakukan pengawasan maupun menindak-lanjuti pelanggaran-pelanggaran yang terjadi dalam Pemilu.
"Kami sudah berkerja sesuai dengan prosedur", tegasnya saat ditemui kabarkota.com di ruang kerjanya. (jid)
SUTRIYATI