Perekrut Jogja Dec wilayah Kulon Progo Dijanjikan Rp 6 Juta per Bulan

Bagian belakang personality card anggota Jogja Dec dari wilayah Kulon Progo (sutriyati/kabarkota.com)

YOGYAKARTA (kabarkota.com) – Siapa tak tergiur mendapatkan uang jutaan rupiah per bulan tanpa harus bekerja keras? Sebagian masyarakat tertarik dengan janji manis tersebut, apalagi dibalut dengan progam kemanusiaan.

Hal itu juga lah yang mendorong seorang warga Yogyakarta, Dwi bergabung dalam Jogja Development Committee (Jogja Dec) untuk wilayah Kabupaten Kulon Progo, sejak 2015 lalu. Tak tanggung-tanggung, ia juga menjadi bagian dari petugas yang melakukan perekrutan anggota di wilayahnya.

Sebagai pengurus, Dwi juga telah memiliki kartu identitas layaknya Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang dinamai personalia card dengan Kop Kulon Progo Development Committee lengkap dengan Nomer induk dan data diri.

Ia mengaku tertarik bergabung dengan Jogja Dec salah satunya karena dijanjikan akan mendapatkan gaji sekitar Rp 6 juta per bulan. Bahkan tak hanya dirinya yang mendapatkan uang, tetapi juga santunan untuk anggota keluarganya.

“Saya menjadi relawan kemanusiaan, kesejahteraan masyarakat di wilayah kita. Nanti kan ada bantuan dari luar negeri, itu tidak lewat pemerintah tapi lewat lembaga independen. Itu yang saya sampaikan seperti itu,” kata Dwi kepada wartawan, di Ndalem Pujokusuman Yogyakarta, Jumat (11/3/2016).

Dalam menjalankan misinya, Dwi mengaku telah banyak mengajak orang di sekitarnya untuk bergabung. Meski pun ia mengakui, kebanyakan warga masih merasa enggan karena takut.

“Saya akan dapat tiap bulan Rp 6 juta,” ungkapnya lagi.

Sementara bagi seorang pengikut asal Bima, Amavero, dirinya bahkan dijanjikan akan menerima 1000 dolar per bulan, sehingga tertarik untuk bergabung. Apalagi, yang mengajak terhitung teman baiknya.

Meski begitu dirinya mengaku belum paham tentang arah organisasi tersebut. Mengingat, selama ia bergabung hanya mendapatkan cerita tentang sejarah dunia dan jaman tempo dulu sebelum kerajaan Singosari.

“Saya masih ingin menggali itu,” ujarnya.

Sementara Dewan wali amanat panitia pembangunan dunia untuk wilayah nusantara, Toto Santosa Hadiningrat mengungkapkan bahwa Jogja Dec yang berdiri sejak 11 Maret 2015 ini sebagai lembaga independen yang menitikberatkan pada program pembangunan untuk meningkatkan derajat hidup manusia dalam bentuk program kemanusiaan. Dana bersumber dari Lembaga Keuangan Tunggal Dunia, Esa Monetary Fund yang ia sebut memiliki legitimasi internasional, dan berkedudukan di Swiss. (Rep-03/Ed-03)

Jogja Dec ingin Memasifkan Dolar Amerika

Dewan wali amanat panitia pembangunan dunia untuk wilayah nusantara, Toto Santosa Hadiningrat (sutriyati/kabarkota.com)

YOGYAKARTA (kabarkota.com) – Organisasi Masyarakat (Ormas) yang menamakan diri Jogja Development committee (Jogja Dec) ingin memasifkan penggunaan dolar Amerika Serikat di masyarakat. Dewan wali amanat panitia pembangunan dunia untuk wilayah nusantara, Toto Santosa Hadiningrat berdalih, masifnya penggunaan mata uang asing tersebut untuk menekan inflasi yang terjadi di Indonesia selama ini.

“Solusi bagi Indonesia dengan memasifkan dollar ke Indonesia untuk memberikan hak hidup kepada masyarakat Indonesia,” kata Toto dalam konferensi pers di Ndalem Pujokusuman Yogyakarta, Jumat (11/3/2016).

Menurut Toto, upaya memasifkan dolar tersebut dilakukan dengan melakukan perekrutan di masyarakat, dengan janji akan mendapatkan 100 – 200 dolar Amerika Serikat per orang per bulan dalam bentuk dana kemanusiaan dan asuransi yang rencananya akan dimulai pada 2017 mendatang.

“Nantinya, dana dari Esa Monetary Fund akan kami transfer melalui koperasi-koperasi yang akan kami bentuk,” ucapnya lagi.

Jogja Dec yang beriri sejak 11 Maret 2015 ini diklaim sebagai lembaga indepenen yang menitikberatkan pada program pembangunan untuk meningkatkan derajat hidup manusia dalam bentuk program kemanusiaan. Dana bersumber dari Lembaga Keuangan Tunggal Dunia, Esa Monetary Fund yang ia sebut memiliki legitimasi internasional, dan berkedudukan di Swiss.

Untuk menjadi anggota Jogja Dec, lanjut Toto, syaratnya cukup menyerahkan data diri secara detail termasuk golongan darah, dan tidak dipungut biaya sepeser pun.

Seorang pengikut Jogja Dec asal Kulon Progo, Sas mengaku, dirinya telah direkrut sejak 2015 lalu. Bahkan pria asal Wates ini juga menyebutkan bahwa tiap kecamatan di wilayah Kulon Progo telah memiliki perwakilan.

Ia juga membenarkan jika ada janji reward yang akan diberikan ke masing-masing anggota sekitar Rp 5 juta per bulan. “Sampai sekarang ya belum ada kegiatan,” ungkapnya kepada kabarkota.com. (Rep-03/Ed-03)

PASTHY: Pasar Flora Fauna bak Kebun Binatang Mini di Yogya

Ilustrasi (yogyatrip.com)

YOGYAKARTA (kabarkota.com) – Bicara kebun binatang di Yogyakarta, kebanyakan orang pasti langsung mengarah ke Gembira Loka sebagai satu-satunya lokasi wisata terbesar di kota ini.

Tapi sebenarnya ada satu lokasi tempat jual beli satwa yang mirip kebun binatang mini di Yogyakarta. Namanya,Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta (PASTHY). Di sini, pengunjung tidak hanya bisa membeli atau menjual berbagai jenis hewan, tetapi juga bisa menyaksikan berbagai jenis binatang ternak hingga liar bak di taman satwa mini.

Kicauan merdu burung beraneka warna seolah menjadi paduan suara yang menyambut kedatangan wisatawan di tempat ini. Burung-burung indah itu ada yang dijual ada pula yang diikutsertakan dalam lomba burung kicau.

Semakin masuk ke dalam wisatawan akan disambut dengan hewan-hewan lucu lain seperti berbagai jenis anjing, kelinci, reptil, ikan, hamster, kelinci, kucing, dan masih banyak lagi. Bahkan jika beruntung, pengunjung bisa menemukan hewan-hewan yang unik. Meski tidak membeli hewan, para penjual akan menjelaskan tentang peliharaannya kepada pengunjung dengan ramah. Bahkan pengunjung diijinkan untuk memegang atau mengelus hewan-hewan tersebut. Bagi anak-anak hal ini tentu saja sangat menyenangkan.

Tak hanya itu, pasar ini juga menjual berbagai jenis tanaman hias yang harganya juga sangat variatif. Menyeberang Jalan Bantul, wisatawan akan disambut dengan zona tanaman hias. Aneka kaktus lucu, mawar, anggrek, bakung, adhenium dan tanaman lainnya menyambut. Aroma bunga dan semerbak menambah wangi suasana.

Lelah berkeliling, pengunjung bisa beristirahat di gazebo menikmati semilir angin dan jajanan yang bisa di beli di foodcourt. Jika datang di saat yang tepat, bahkan pengunjung bisa menyaksikan lomba burung kicau atau kontes hewan.

Jika kamu tertarik ke sana, lokasi Pasty berada di Jalan Bantul KM 1, Dongkelan, Yogyakarta. Lokasinya yang tepat di tepi jalan utama menjadikan akses menuju tempat ini terbilang mudah.

Tapi sebelum kamu memutuskan berkunjung ke sana, ada baiknya perhatikan tips dari njogja.com berikut ini:

Saat terbaik untuk mengunjungi tempat ini adalah pagi hari dimana mentari belum bersinar terlalu terik dan hewan dalam kondisi bugar. Suasana pasar juga masih bersih dan belum terlalu riuh sehingga jalan-jalan Anda akan semakin menyenangkan.

Selain itu, jangan lupa bawa kamera untuk mengambadikan berbagai tingkah lucu aneka fauna dan pernak-perniknya sebagai penambah koleksi fotografimu. (Rep-03/Ed-03)

Soto Sampah: Kuliner Unik ala Yogya

soto sampah (wago.co.id)

YOGYAKARTA (kabarkota.com) – Soto satu jenis kuliner yang terhitung populer di masyarakat, termasuk di Yogyakarta. Hampir masing-masing daerah punya soto dengan ciri khas dan nama tersendiri.

Taukah kamu bahwa di Yogyakarta juga ada jenis soto yang namanya cukup unik dan cukup digemari penikmatnya. Adalah soto sampah, yang dalam bahasa Jawa disebut soto uwuh.

Sebenarnya, tidak ada perbedaan yang mencolok antara soto sampah ini dengan jenis soto lainnya. Hanya saja, jika soto pada umumnya disajikan menggunakan mangkok, maka soto jenis ini disuguhkan dengan piring.

Penamaan Soto Sampah ini sendiri, kabarnya juga didasarkan pada racikan bumbu yang dipesan para pembeli dengan lauk yang tersedia. Mulai dari goreng-gorengan hingga oseng-oseng yang diaduk jadi satu dalam piring.

soto ini juga memiliki sebaskom remah-remah gorengan yang bisa diambil sesuka hati.

Nah kalau kamu penasaran seperti apa rasa soto sampah ini, bisa datang ke Warung Soto Sampah yang berada di Jl. Kranggan, tepatnya berada di depan atau berseberangan dengan SPBU Kranggan Yogyakarta.

Dilansir kotajogja.com, warung soto sampah buka 24 jam, sehingga bisa dikunjungi kapan saja. Di sini, kamu akan disuguhi dua menu berbeda, yakni soto pedas dan biasa. Soto pedas bisa dilihat dari warna kuahnya yang merah pekat, sedangkan soto biasa tidak ada perbedaan dengan soto lainnya. (Rep-03/Ed-03)

Tiap Tahun, KDRT Cenderung Meningkat

Ilustrasi (kaylanamitra.or.id)

YOGYAKARTA (kabarkota.com)- Meski sudah ada UU No 23 tahun 2004 tentang penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), angka kekerasan tiap tahunnya cenderung meningkat. Hal itu dikemukakan oleh ketua Forum Perlindungan Korban Kekerasan DIY, Anik Setyawati Saputri, dalam penyuluhan hukum tentang Penghapusan KDRT di Balai Kota Yogyakarta, Kamis (10/3/2016).

Anik mengatakan, jumlah KDRT di DIY paling banyak terjadi di Kota Yogyakarta. Hingga saat ini, laporan yang masuk sudah mencapai 700 aduan. Di beberapa daerah lainnya, seperti di Gunung Kidul, jumlah aduan masih relatif kecil, hanya ada puluhan aduan yang masuk.

“Tapi walau sedikit, bukan berarti tidak ada KDRT. Di Kota Yogyakarta aduannya banyak, karena kesadaran tentang hukum KDRT itu tinggi. Sering diadakan sosialisasi,” katanya.

Karenanya, Menurut Anik, tingginya jumlah aduan menunjukan kesadaran masyarakat mulai tumbuh. Meskipun harus diterima kenyataan tentang meningkatnya angka KDRT.

Kepada kabarkota.com, Anik menjelaskan, salah satu penyebab korban KDRT enggan melapor karena kekhawatiran tentang kondisi rumah tangganya, ketika kekerasan yang ia alami diperkarakan.

“Ada rasa khawatir tentang nasib anak-anak. Bila bercerai bagaimana dengan kondisi ekonominya. Sehingga lebih memilih tidak melapor,” ujar Anik.

Disamping itu, lanjut Anik, di masyarakat masih ada anggapan bahwa KDRT merupakan urusan keluarga yang bersifat privasi, sehingga dianggap tidak pantas diperkarakan.

“KDRT bukan lagi persoalan privat. Itu sudah diatur dalam UU. Setiap orang yang melihat atau mengetahui adanya KDRT, wajib melakukan upaya-upaya pencegahan untuk melindungi korban,” ucapnya. (Ed-03)

Kontributor: Januardi

Kabarkota.com Terima Penghargaan Bawaslu DIY Award 2016

Penyerahan penghargaan Bawaslu DIY Award 2016 untuk kabarkota.com, di Yogyakarta, Kamis (10/3/2016). (sutriyati/kabarkota.com)

YOGYAKARTA (kabarkota.com) – kabarkota.com menjadi salah satu penerma penghargaan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Award 2016, kategori Penghargaan Kepada Media Online yang telah Memberikan dukungan Pemberitaan Pengawasan Pilkada 2015 di DIY. Penghargaan tersebut diterima langsung oleh Pemimpin redaksi kabarkota.com, Masjidi.

Selain Kabarkota, media online nasional seperti antaranews, detik, dan viva juga menerima penghargaan serupa. Ketua Bawaslu DIY, Muhammad Najib dalam sambutannya menilai, selama ini media massa memiliki sumbangan besar terhadap kinerja pengawasan Pemilu, khususnya pada Pilkada 2015 lalu.

“Efek jera yang ditimbulkan dari pemberitaan di media massa jauh lebih kuat pengaruhnya bagi peserta Pemilu, dibandingkan dengan sanksi administratif yang dikenakan oleh Bawaslu,” kata Najib, di Yogyakarta, Kamis (10/3/2016).

Selain penghargaan untuk media online, media cetak, dan media elektronik, Bawaslu DIY juga memberikan apresiasi yang berupa piagam penghargaan kepada instansi pemerintah dan stakeholder, serta award untuk personal Panwas terbaik

Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam sambutan yang dibacakan Kepala Bakesbangpol DIY, Agung Supriono juga berharap, agar prestasi tersebut menjadi keteladanan dan kepedulian dalam menciptakan suasana demokrasi yang baik dan akuntabel di DIY.

Sementara anggota Bawaslu RI, Endang Wihdatiningtyas meminta, agar pemberian penghargaan tersebut bisa menjadi pemicu kinerja masing-masing pihak. “Jangan sampai justru melenakan,” pintanya. (Rep-03/Ed-03)

Pilkada Serentak Berakhir, Ini Penilaian Akhir Bawaslu Pusat Terhadap DIY

Anggota Bawaslu RI, Endang Wihdatiningtyas dalam sambutan Bawaslu DIY Award 2016 di Yogyakarta, Kamis (10/3/2016). (masjidi/kabarkota.com)

YOGYAKARTA (kabarkota.com) – Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjadi satu-satunya provinsi di Indonesia yang tak pernah diperiksa Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilihan umum (DKPP) karena melakukan pelanggaran etika dalam penyelenggaran Pemilu, utamanya dalam hal pengawasan.

Hal itu diungkapkan anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI, Endang Wihdatiningtyas dalam sambutan Bawaslu DIY Award 2016 di Yogyakarta, Kamis (10/3/2016).

“DIY secara keseluruhan penyelenggaraan Pemilunya sudah bagus,” kata Endang. Hal itu dibuktikan dengan bisa menerimanya semua pihak, atas proses dan hasil Pemilu yang telah berlangsung.

Menurutnya, hal tersebut juga menunjukkan bahwa kinerja para penyelenggara Pemilu tidak sekedar menaati peraturan yang berlaku diperundang-undangan, tetapi juga mengedepankan etika.

Karenanya, Endang berjanji, pihaknya akan mengusulkan pemberian apresiasi untuk Bawaslu DIY jika sampai akhir periodenya nanti tidak terjadi permasalahan yang berkaitan dengan DKPP atau pun indikasi pelanggaran-pelanggaran lainnya.

Sementara Ketua Bawaslu DIY, Muhammad Najib berpendapat bahwa pengawasan pemilu itu ibarat paku yang meskipun terkesan tidak berguna ketika sebuah bangunan telah selesai, namun sangat dibutuhkan dalam proses konstruksinya.

“Apresiasi yang diberikan kepada pengawas Pemilu selama ini tidak ada,” sesal Najib.

Untuk itu, pada tahun ini, pihaknya sengaja memberikan penghargaan kepada internal maupun eksternal Bawaslu yang telah memberikan peran dan kontribusi besar dalam melakukan proses pengawasan selama penyelenggaraan Pemilu di DIY. Termasuk diantaranya penghargaan untuk berbagai media massa, baik cetak, elektronik, maupun online di Yogyakarta. (Rep-03/Ed-03)

Pelajar Hamil di Luar Nikah tak seharusnya Diperlakukan Begini

peneliti Pusat Studi Kebijakan dan Kependudukan (PSKK) UGM, Basilica Dyah Putranti (baju pink) menunjukkan data hasil penelitian tentang perkawinan anak di sejumlah kabupaten Indonesia, di PSKK UGM, Selasa (8/3/2016). (sutriyati/kabarkota.com)

SLEMAN (kabarkota.com) – Pelajar yang mengalami kehamilan di luar nikah umumnya dikeluarkan dari pihak sekolah. Kalau pun tidak dikeluarkan, bagi siswa yang duduk di tingkat akhir di sekolahnya, ia hanya diperbolehkan mengikuti ujian kelulusan tapi tidak di ruang kelas.

Bagi peneliti Pusat Studi Kebijakan dan Kependudukan (PSKK) UGM, Basilica Dyah Putranti yang pernah melakukan penelitian terkait aspek kebijakan sekolah di DIY untuk mengatasi perkawinan anak, hal tersebut menjadi realitas yang memprihatinkan.

“Itu gambaran kegagalan kebijakan pendidikan di sekolah,” kata Ica kepada kabarkota.com, di PSKK UGM, baru-baru ini.

Menurut Ica, semestinya pihak sekolah tidak mengambil kebijakan yang sifatnya norma sebagai hukuman bagi anak yang bersangkutan.

“Biarkan dia tetap bersekolah sampai selesai, hanya saja perlu adanya pendampingan secara khusus,” pintanya.

Siswa tersebut, tambah Ica, semestinya juga tetap berbaur bersama teman-teman sekelasnya, dengan tetap menciptakan atmosfer yang mendukung ia bisa diterima. (Rep-03/Ed-03)

Gagal Bertemu Menag, Senat UIN Yogya Tetap Tolak PMA 68

Ilustrasi: aksi mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Selasa (8/4/2016). (dok. istimewa)

YOGJAKARTA (kabarkota.com)- Kunjungan Menteri Agama RI Lukman Hakim Syaifudin ke Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta yang rencananya akan dilaksanakan Selasa (8/3/2016) kemarin gagal, karena adanya unjuk rasa dari sejumlah mahasiswa di depan gedung rektorat.

Padahal rencananya, kunjungan tersebut dalam rangka silaturrahim dengan Senat Universitas, terkait Peraturan Menteri Agama (PMA) 68 Tahun 2015 tentang pemilihan rektor.

Sekretaris Senat UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Muhammad Chirzin mengatakan, karena adanya aktivitas unjuk rasa tersebut, Pengganti Sementara (Pgs) Rektor, Machasin menghubungi dan meminta pertemuan Senat dengan Menteri Agama (Menag) dialihkan ke Hotel UIN. Machasin juga meminta ketua dan jajaran Senat yang sebelumnya telah menunggu di rektorat untuk segera menuju lokasi. Namun Senat enggan menemui Menag di Hotel tersebut.

“Kami ingin Menag masuk UIN. Aksi unjuk rasa juga tidak ada hubungannya dengan Menag,” kata Muhammad kepada kabarkota.com.

Terlebih menurutnya, senat sudah menyiapkan naskah “Dinamika Pemilihan Rektor UIN 2015/2016” untuk dibacakan dan diberikan kepada Menag, sebagai bentuk protes terhadap PMA 68 tahun 2015.

Kendati gagal bertemu Menag, Muhammad menegaskan, pimpinan Senat dan jajarannya tetap akan menolak pemberlakuan PMA 68. Senat meminta ada perubahan, terutama pada pasal 6, tentang pembentukan komisi seleksi bakal calon rektor.

“PMA 68 melanggar UU No 12 tahun 2012 Perguruan Tinggi, tentang otonomi kampus. Komisi seleksi telah melucuti hak senat untuk memilih calon rektor,” ujarnya.

Muhammad juga menepis alasan Kemenag yang menjadi landasan dikeluarkannya PMA 68, yaitu tentang tarik ulur kepentingan dan hutang jasa rektor terpilih kepada Senat.

“Ide Menag (tentang PMA 68) juga sarat kepentingan. Selama ini tidak pernah rektorat dikuasai oleh satu kubu. Selalu ada sharing antara Muhammadiyah dengan NU,” tegasnya.

Untuk itu, Senat dalam waktu dekat akan menentukan sikap terkait panitia seleksi bakal calon yang saat ini dipimpin oleh Ahmad Baheij. Komisi seleksi saat ini juga sudah menyaring tujuh calon rektor untuk bersaing menjabat rektor UIN periode 2015-2020.

Ketujuh calon rektor tersebut adalah Yudian K Wahyudi, Machasin, Alwan Khoiri, Khoiruddin, Maragustam, Makhrus, dan Noorhaidi Hasan. (Ed-03)

Kontributor: Januardi

Perangko Edisi Khusus Gerhana Matahari Diserbu Pengunjung

salah satu jenis kartu pos dan perangko edisi khusus GMT 2016. (sutriyati/kabarkota.com)

YOGYAKARTA (kabarkota.com) – Keramaian pengunjung yang menikmati gerhana matahari di kawasan alun-alun utara Yogyakarta, Rabu (9/3/2016) pagi membawa berkah tersendiri bagi PT Pos Indonesia cabang Yogyakarta. Pasalnya, perangko edisi khusus gerhana matahari 2016 laris manis diserbu pengunjung.

Staff Bidang Filateli Kantor Pos Besar Yogyakarta, Galih Heskaning mengatakan, Kantor Pos Besar Yogyakarta menjual perangko edisi khusus GMT 2016 di gerai tersebut sebanyak 25 lembar, yang per lembarnya berisi 24 buah perangko seharga Rp 3.000 per buah.

“Selain itu, kami juga melayani perangko prisma seharga Rp 32.000 per set, dengan cap khusus tanggal dan jam pada hari ini,” kata Galih saat ditemui kabarkota.com.

Di perangko prisma, jelas Galih, para pengunjung bisa menggunakan gambar atau pun foto yang disiapkan sendiri untuk dicetak menjadi perangko resmi. Namun pihaknya mengakui, khusus untuk layanan ini, antusias masyarakat masih terhitung rendah. Ia menduga, itu terjadi karena kurangnya informasi masyarakat tentang perangko jenis ini.

Di gerai ini, komunitas filateli juga menjual kartu pos bertema gerhana matahari yang bisa dibeli pengunjung untuk koleksi maupun mengirim pesan melalui pos.

“Dengan perangko edisi khusus ini harapannya bisa geliat kembali filateli indonesia, setelah beberapa saat redup,” ucapnya lagi.

Seorang pengunjung gerai asal Bengkulu, Ryan mengaku, dirinya sengaja membeli benda-benda pos tersebut sebagai koleksi, sekaligus kenangan GMT 2016.

Hal yang sama juga diungkapkan pengunjung stand asal Makassar, Rizaldi yang sengaja ingin mengoleksi kartu pos dan perangko edisi khusus tersebut. (Rep-03/Ed-03)

Jamaah Salat Gerhana Matahari di Masjid Gedhe Kauman Yogya Membludak

jamaah salat gerhana matahari yang membludak di halaman di masjid gedhe kauman Yogyakarta, Rabu (9/3/2016) pagi. (sutriyati/kabarkota.com)

YOGYAKARTA (kabarkota.com) – Peristiwa gerhana matahari sebagian yang terlihat di Yogyakarta, Rabu (9/3/2016) pagi menjadi momentum bagi masyarakat untuk melakukan salat gerhana sebagaimana sunnah Rasulullah SAW. Di masjid Gedhe Kauman Yogyakarta, jamaah salat gerhana matahari pada tahun 2016 ini membludak.

“Jumlah jamaah yang turut melaksanakan salat gerhana hari ini di luar perkiraan kami,” kata Budi Setiawan, imam masjid Gedhe Kauman Yogyakarta kepada kabarkota.com.

Awalnya, takmir masjid memperkirakan jumlah jamaah hanya sekitar 300 orang, namun berkat gencarnya pemberitaan dan informasi yang beredar di media sosial, jumlah jamaah mencapai ribuan orang.

Dari pantauan kabarkota.com, jamaah salat membludak hingga memenuhi halaman masjid dan beberapa bangunan di sekitar masjid. Rata-rata, para jamaah juga wisatawan yang sengaja datang untuk turut menyaksikan fenomena alam yang terhitung sangat langka tersebut.

Hikmah dari gerhana matahari itu, jelas Budi merupakan bentuk kebesaran Allah SWT. Sekaligus peringatan bagi manusia bahwa matahari yang begitu besar pun bisa tertutup oleh bulan yang ukurannya relatif lebih kecil. Dengan kata lain, ketika Tuhan berkehendak, hal kecil pun bisa menjadi penghalang bagi mahluk lain yang lebih besar.

Sementara salah satu jamaah salat gerhana, Luqman mengaku dirinya sengaja datang mengikuti salat tersebut sebagai bentuk kesyukuran atas kebesaran Allah SWT. Sekaligus menepis mitos terkait gerhana yang menakutkan bagi sebagian masyarakat. (Rep-03/Ed-03)

Masyarakat Yogya Antusias Saksikan Gerhana Matahari di Alun-Alun Utara

seorang bocah menyaksikam fenomena gerhana matahari melalui teleakop milik JAC di kawasan alun-alun utara Yogyakarta, Rabu (9/3/2016) pagi. (sutriyati/kabarkota.com)

YOGYAKARTA (kabarkota.com) – Suasana di kawasan alun-alun utara Yogyakarta, Rabu (9/3/2016) pagi tampak ramai dipadati masyarakat yang ingin menyaksikan secara langsung fenomena alam langka, gerhana matahari sebagian.

Dari pantauan kabarkota.com, sejak pukul 06.00 WIB sebagian masyarakat yang datang ke kawasan tersebut sudah mengantri untuk turut menyaksikan gerhana dengan fasilitas teleskop, kacamata khusus, kipas, dan juga kartu yang disediakan oleh komunitas pecinta astronomi, Jogja Astro Club (JAC).

Pengurus JAC, Huda mengatakan, pihaknya telah menyiapkan empat teleskop dengan filter khusus yang aman digunakan oleh masyarakat untuk menyaksikan proses gerhana matahari yang terjadi.

“Kami sengaja mengadakan pengamatan gerhana matahari bareng masyarakat sebagai wadah edukuasi bahwa gerhana itu peristiwa astronomi yang tidak ada unsur-unsur mistisnya,” kata Huda kepada kabarkota.com.

Selain menggelar kegiatan pengamatan gerhana bareng di Yogyakarta, lanjut Huda, JAC juga melakukan aktivitas serupa di Palembang yang merupakan salah satu lokasi terjadinya gerhana matahari total pada tahun 2016 ini.

Herwinto, wisatawan dari Jakarta yang turut menyaksikan fenomena alam langka di alun-alun utara mengungkapkan, pengamatan gerhana matahari kali ini merupakan pengalaman pertamanya.

“Mataharinya kelihatan terbelah,” ucap
Herwinto.

Sementara Bayu, wisatawan dari Solo mengaku, sebagai pecinta astronomi, dirinya memang suka berburu

“Kalau lihatnya pakai kacamata khusus ini lebih, gerhananya kelihatan lebih jelas,” ungkapnya.

Para wisatawan dari luar daerah itu juga berharap agar ke depan, Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta juga turut menyiapkan fasilitas teleskop dan alat pantau khusus lainnya yang lebih banyak bagi masyarakat, guna menyaksikan fenomena gerhana selanjutnya. Termasuk, mengorganisirnya dengan baik sehingga tidak terjadi kesemrawutan. (Rep-03/Ed-03)

3 Obyek Wisata Yogya yang Lebih Indah Dikunjungi saat Musim Hujan

Pantai Jogan (dok. kabarkota.com)

YOGYAKARTA (kabarkota.com) – Berwisata umumnya tak asyik kalau cuaca gak mendukung, seperti saat hujan turun. Selain repot di perjalanan, saat hujan juga tak bisa menikmati keindahan suasana. Tapi tahukah kamu, ternyata ada obyek wisata di Yogyakarta yang justru lebih cocok saat dikunjungi di musim penghujan.

Dimanakah itu? Berikut tiga obyek wisata alam yang lebih indah dinikmati saat musim penghujan seperti dilansir njogja.com:

1. Pantai Jogan
Pantai yang lokasinya tak jauh dari Pantai Siung ini terhitung pantai yang istimewa. Jogan merupakan satu-satunya pantai di Gunungkidul dengan air terjun yang jatuh langsung ke bibir laut, hal ini mengingatkan wisatawan kepada McWay Beach Waterfall di California.

Air terjun ini berasal dari dua sungai kecil yang mengalir di permukaan. Suangai ini lalu menyatu di pinggiran tebing dan meluncur menuju laut sehingga tercipta air terjun yang elok. Hanya saja, saat musim kemarau debit air sungai ini sangat kecil sehingga air terjunnya pun surut. Karenanya, Pantai Jogan lebih indah dikunjungi saat musim penghujan.

Wisatawan yang berkunjung ke Jogan dapat menikmati keelokan air terjun ini dari tepi sungai di atas tebing atau berjalan menuruni anak tangga kayu dan tiba di dasar air terjun yang berbatasan dengan laut lepas.

Gemuruh air terjun dan ombak yang bergulung-gulung akan menjadi simfoni yang indah dan memanjakan indra pendengaran Anda.

2. Luweng Sampang
Luweng Sampang memang bukanlah lokasi yang populer di kalangan wisatawan. Obyek wisata satu ini baru dikenal oleh wisatawan lokal.

Luweng Sampang yang terletak di perbatasan Yogyakarta dan Klaten, itu memiliki pemandangan yang indah saat musim penghujan tiba.

Luweng Sampang terdiri dari susunan batuan yang indah dan telah tergerus air sehingga memiliki garis-garis di bebatuannya. Sepintas lihat Luweng Sampang menyerupai grand canyon namun dalam versi mini.

Saat musim kemarau Luweng Sampang terlihat biasa. Namun saat musim penghujan Luweng Sampang akan menampilkan pesona sesungguhnya. Gemericik air akan mengalir di antara bebatuan Luweng Sampang dan di beberapa titik membentuk air terjun setinggi 5 meter yang indah.
Bagi para pecinta fotografi, Luweng Sampang merupakan obyek bidikan yang menarik.

3. Pantai Parangtritis
Sebagai pantai yang sudah menjadi salah satu ikon wisata Yogyakarta, sebenarnya Pantai Parangtritis bisa dikunjungi kapan pun. Namun tak banyak orang yang tahu bahwa pantai ini memiliki keindahan lain yang muncul saat musim penghujan tiba.

Jika wisatawan mau berjalan menyurusi pesisir pantai ke arah timur, maka wisatawan akan menemukan air terjun indah yang mengalir di sela bebatuan karang. Aliran air ini kemudian bergerak melewati pasir membentuk sungai mini dan meluncur ke laut.

Untuk menyaksikan air terjun di Parangtritis ini tentunya wisatawan harus datang kala musim penghujan, sebab saat musim kemarau debit air terjun menjadi kecil bahkan terkadang surut. (Rep-03/Ed-03)