Pengurus Pimpinan Pusat Muhammadiyah Periode 2010-2015 berpose bersama. (sumber: muhammadiyah-sulsel-blogspot.com)
YOGYAKARTA (kabarkota.com) – Selama 10 tahun terakhir Muhammadiyah dinilai gagal dalam menjalin hubungan baik dengan pemerintah, khususnya presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Penilaian tersebut justru datang dari internal Muhammadiyah sendiri, seperti yang disampaikan Dahlan Rais selaku Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, di kantornya, Kamis (11/9).
“Periode terakhir ini merupakan yang terburuk, karena PP Muhammadiyah tidak pernah dipertemukan dengan Presiden SBY,” anggap Dahlan saat menghadiri Diskusi Publik tentang Kabinet Trisakti Jokowi – JK dalam Proyeksi Muhammadiyah.
Selain itu Dahlan juga menganggap, Muhammadiyah tidak fair terhadap kader-kadernya yang masuk dalam pemerintahan. “Selama ini mereka bahkan tidak pernah diberi ucapan selamat,” ungkap Dahlan.
Padahal menurutnya, Muhammadiyah perlu melakukan pengkaderan secara khusus, termasuk dalam hal politik supaya mereka juga siap ketika sewaktu-waktu mendapatkan amanah masuk dalam jajaran pemerintahaan atau pun terjun ke ranah partai politik (parpol). Meskipun, Muhammadiyah bukan bagian dari parpol.
Hal senada juga dibenarkan Direktur Eksekutif IndoStrategi, Andar Nubowo yang menganggap, Muhammadiyah kekurangan kader-kader yang masuk ke kementrian. Kalau pun ada, itu hanya segelintir saja.
“Kita (Indonesia) kekurangan kader bangsa sehingga seharusnya Muhammadiyah mempersiapkan kader-kader itu untuk mengelola negeri ini,” kata Andar.
Namun, anggapan tersebut dibantah oleh Ketua Majelis Pendidikan Tinggi PP Muhammadiyah periode 2010 – 2015, Chairil Anwar. Pada intinya Chairil menyatakan bahwa sebenarnya Muhammadiyah sudah menyediakan SDM tersebut, meskipun Muhammadiyah tidak memiliki hubungan politik secara langsung.
Pihaknya mencontohkan kedekatan Muhammadiyah dengan Presiden RI pertama, Soekarno. “Kami (Muhammadiyah) juga mensupplai negara untuk kepentingan itu,” tegas Chairil.
Meski begitu Guru Besar di Fisipol UGM ini juga mengamini, jika selama di bawah kepemimpinan SBY, hubungan PP Muhammadiyah dengan pemerintah tidak seharmonis dulu.
“PP Muhammadiyah belum pernah diundang SBY untuk audiensi,” ucap Chairil tersenyum. Padahal menurutnya jika hubungan antara kedua pihak ini mesra, maka akan ada akselerasi (percepatan) dari program-program pemerintah. (tria)