Mahasiswa UGM Ciptakan Mainan Edukatif Anak Usia Dini

Ilustrasi (sumber: ugm.ac.id)
 
SLEMAN (kabarkota.com) – Anak Usia Dini umumnya mempunyai kemampuan belajar dan rasa ingin tahun yang tinggi. Pada masa ini, anak mengalami perkembangan pesat, baik dari aspek kognitif, afektif, motorik, maupun fisiknya.

Perkembangan kognitif berkaitan dengan kecerdasan anak yang dapat ditinjau dalam kemampuan anak dalam mengingat, mengenal dan memahami berbagai obyek. Kemampuan untuk mengerti atau memahami berbagai obyek menjadi sangat penting dalam rangka pembelajaran anak untuk mengenal dan berperan terhadap sekitarnya.

Bacaan Lainnya

Tahap perkembangan anak pada usia 5-7 tahun adalah langkah dimana anak mulai mengeksplorasi lingkungan melalui simbol-simbol seperti bentuk, warna, dan kata-kata. Sehingga pada masa ini, anak-anak perlu mendapat stimulus yang menarik untuk mengasah kecerdasannya.

Hal itu yang mendorong tim Program Kreativitas Mahasiswa-Kewirausahaan (PKM-K) UGM merancang permainan edukatif dengan nama My Teacher Tangram guna membantu anak-anak menjalani proses belajar dalam kegiatan bermain, sehingga anak-anak akan tetap mendapatkan hiburan melalui suatu media yang menarik dan menyenangkan.

Menurut salah satu anggota tim PKM-K UGM,  Tyas Nurul Hidayati, My Teacher Tangram merupakan produk mainan edukatif yang terbuat dari bahan akrilik menyerupai puzzle dengan tujuh potongan beragam bentuk dan warna. Mainan ini cukup berperan dalam membantu anak memvisualisasikan dan mengenal benda-benda yang ada di sekitar.

“Untuk satu produk tangram My Teacher tersedia dalam kemasan produk tangram yang dilengkapi dengan buku panduan berisikan informasi petunjuk permainan. Selain itu ada sekitar 50 gambar disertai dengan panduan kosakata dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris,” kata Tyas dikutip dari laman resmi UGM, baru-baru ini.

Cara permainan tangram ini juga tergolong mudah, dan disesuaikan dengan usia anak. Ketika bermain, lanjutnya, anak akan menebak dan mencoba menggabungkan bentuk potongan-potongan itu menjadi satu pola besar menyerupai benda disekitar.

“Hal ini akan memancing rasa ingin tahu anak untuk terus berkreasi sekaligus memacu kognitif anak untuk mengenal benda-benda di sekitarnya,” jelas Tyas.

Pos terkait