BANTUL (kabarkota.com) – Minggu (2/3) siang menjadi saat mencekam sekaligus apes bagi Sri Rejeki (48) dan Agus Windarto (52) warga Nitipuran RT 08, Ngestiharjo, Bantul, DIY. Sekitar pukul 12.30 WIB, 50-an orang tak dikenal tiba-tiba merusak rumah mereka menggunakan senjata tajam.
Sri Rejeki menduga, kejadian anarkhis ini akibat teguran warga Nitipuran terhadap sejumlah pengendara sepeda motor yang sering melintas di Gang Blorok Madu. Para pengendara motor tersebut mengantar anak yang bersekolah di TK Darussunah, tak jauh dari rumah mereka.
“Sekitar 10 hari lalu, warga sempat menegur karena mengendarai motor dengan kecepatan tinggi, padahal ini bukan jalan umum. Tapi mereka malah marah-marah,” jelas Sri saat ditemui kabarkota.com di kediamannya.
Kejadian diawali ketika rumah Sri diketok-ketok orang. Saat pintu dibuka, Sri mengaku kaget dan ketakutan karena diacungi senjata tajam dan diteriaki “Siapa yang berani dengan kami?" Perempuan ini juga mengatakan bahwa sekelompok orang yang datang tersebut mengenakan cadar putih.
“Saya bilang, anak saya gak ikut apa-apa. Setelah itu saya tutup pintu rapat-rapat dan lari bersama anak-anak lewat pintu belakang,” kisahnya.
Para pelaku kemudian merusak kaca jendela rumah, sepeda motor yang diparkir di teras, serta beberapa pot tanaman. Bukan hanya itu, pintu gerbang kayu milik tetangganya pun dilempar ke dalam rumahnya hingga memecahkan kaca.
“Rumah yang rusaknya paling parah yang depan (rumah Agus Windarto) itu,” ungkapnya.
Aksi sekitar 20 menit itu mengakibatkan sepeda motor Agus rusak, serta kaca etalase warung juga pecah.
Kepala Polsek Kasihan, Fajar Pamuji, membenarkan kejadian tersebut. Meski demikian pihaknya belum dapat memastikan motif maupun pelaku.
“Sampai saat ini masih dalam tahap penyelidikan. Mengorek keterangan saksi dan mengumpulkan barang bukti,” ucap Kapolsek kepada kabarkota.com di sekitar lokasi kejadian.
Sedangkan Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasatreskrim) Polres Bantul, Akbar Bantilan, mengatakan bahwa korban sudah melaporkan kejadian. Proses penyelidikan mulai berjalan. Namun aparat belum dapat memastikan motif di balik tindakan peristiwa ini.
Ditemui terpisah, salah seorang warga yang tinggal di kompleks TK Darussunah mengaku, meski ia mengetahui aksi tersebut, namun sengaja tidak keluar rumah karena takut dituduh terlibat. “Saya nggak mau berkomentar,” jawabnya singkat. (tya)
SUTRIYATI