Merapi Keluarkan Hembusan Disertai Hujan Abu dan Kerikil

YOGYAKARTA (kabarkota.com) – Meski dalam status normal, para pendaki Gunung Merapi di perbatasan DIY-Jateng diimbau menjauhi puncak gunung. Imbauan tersebut disampaikan Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Muhammad Hendrasto, menyusul terjadinya letusan freatik di gunung tersebut, Kamis (27/3).

“Kami mengimbau para pendaki hanya sampai Pasar Bubrah atau sekitar satu kilometer dari puncak gunung,” kata Hendrasto kepada kabarkota.com melalui sambungan telepon.

Ia menjelaskan, letusan freatik di puncak Merapi hari ini, akibat kontak akumulasi gas dan air  di puncak hingga menimbulkan erupsi yang relatif singkat. “Jadi bukan karena aktivitas magmatik,” paparnya.

Hendrasto berharap, masyarakat khususnya di lereng Merapi tidak panik. Fenomena seperti itu biasa terjadi. Terlebih gejala letusan seperti ini, jarang disertai terjadinya gempa vulkanik.  Meski begitu, kata Hendrasto, kewaspadaan tetap harus ditingkatkan.

Terpisah, Kepala BPPTKG (Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi) Yogyakarta, Subandriyo mengatakan, Gunung Merapi kembali mengeluarkan hembusan disertai hujan abu dan kerikil, sekitar pukul 13.12 – 13.16 WIB.

“Hembusan mengarah selatan dan tenggara,” ucap Subandriyo di kantornya.

Sebelum terjadi hembusan asap, suara gemuruh sempat terdengar di sekitar puncak Merapi. Namun, pascaerupsi singkat tersebut, kondisi Merapi kembali normal, sehingga tidak ada peningkatan status.

Hembusan seperti itu sering terjadi pascaerupsi 2010 tanpa ada awal yang jelas. Setelah hembusan sekitar lima menit, kondisi Merapi kembali normal dan tidak ada aktivitas lebih lanjut.

“Hembusan Merapi ini karena kandungan magma di dalam sangat tinggi,” tambahnya.

Hujan abu dirasakan warga di kawasan Merapi. Antara lain, Glagaharjo, Argomulyo, Deles, Kepuharjo, Ngemplakseneng, dan Balerante.

Sedangkan untuk suara gemuruh yang menyebabkan kaca bergetar, terdengar dan terasa di daerah Pakem,Aargomulyo, Glagaharjo, Besi, Museum Gunung Merapi,Ttlogolele, dan Tegalrandu. (tya)

SUTRIYATI/CHRISTIAN YANUAR

Pos terkait