Apel Kesiapsiagaan Penanganan Bencana Alam Tahun 2020, di Markas Komando (Mako) Brimob Yogyakarta, Selasa (7/1/2020). (dok. kabarkota.com)
YOGYAKARTA (kabarkota.com) – Jajaran Polda DIY bersama sejumlah instansi terkait, Selasa (7/1/2020), menggelar Apel Kesiapsiagaan Penanganan Bencana Alam Tahun 2020, di Markas Komando (Mako) Brimob Yogyakarta.
Kapolda DIY, Asep Suhendar mengatakan, apel kali ini sebagai tindak-lanjut atas perintah Presiden RI untuk menghadirkan Negara di tengah masyarakat, khususnya bagi mereka yang sedang terdampak langsung bencana alam.
Menurutnya, musim kemarau yang terlalu panjang dapat menimbulkan kekeringan, sedangkan pada saat musim penghujan dengan curah hujan tinggi seperti sekarang, dapat menyebabkan terjadinya banjir, tanah longsor, maupun banjir bandang.
“Saat ini di DIY, dampak bencana di musim penghujan memang tak separah di DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten. Namun, kita harus sudah berpikir untuk mengantisipasinya, manakala bencana itu datang,” kata Kapolda dalam sambutan tertulis yang dibacakan Wakil Kapolda DIY, Karyoto.
Pihaknya meminta, agar upaya yang dilakukan mencakup kegiatan mitigasi bencana, pencegahan, tindakan saat terjadi bencana, dan kegiatan pasca terjadinya bencana. Hal tersebut penting untuk meminimalisir jumlah korban jiwa maupun harta, saat bencana melanda.
Selain diikuti jajaran Polda DIY, Apel Kesiapsiagaan Penanganan Bencana Alam ini juga dihadiri Danrem 072/Pamungkas, Kepala BPBD DIY, Kepala Basarnas DIY, Kepala Dinas Kesehatan DIY, Kepala Dinas Sosial DIY, Kepala Dinas PUPR ESDM DIY, dan Kepala BMKG DIY.
Kepala BPBD DIY, Biwara Yuswantana menjelaskan, karakteristik bencana banjir dan longsor tersebar di kawasan2 yang memang rawan bencana. Dalam Peraturan Daerah (Perda) DIY tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) sudah ada pemetaan delapan kawasan rawan bencana di DIY. Termasuk, bencana banjir dan tanah longsor.
“Kami sudah memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat melalui berbagai forum… untuk membangun kesiapsiagaan, supaya mereka lebih peka terhadap gejala-gejala di lingkungannya yang berpotensi terjadi longsor,” ungkap Biwara.
Selain itu, lanjut Biwara, BPBD juga membentuk posko kesiapsiagaan 24 jam, dan di Kabupaten juga mendirikan pos-pos pengamatan di daerah-daerah rawan longsor.
“BPBD Bantul mendirikan 10 pos pengamatan di lereng perbukitan,” sebutnya.
Sementara Kepala Stasiun Klimatologi (Staklim) Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisila (BMKG) DIY, Reni Kraningtyas memperkirakan, puncak musim penghujan di DIY terjadi di bulan Januari – Februari mendatang.
“Maret juga masih hujan, April kami prediksi sudah memasuki musim pancaroba. Namun untuk cuaca ekstrem, seperti hujan lebat masih sering terjadi untuk saat ini, sehingga harus tetap waspada,” ucap Reni kepada Kabarkota.com. (Rep-01)