YOGYAKARTA
(kabarkota.com) – Keberadaan bandara udara baru di Kulonprogo, beserta Tambang
Pasir Besi di Kulonprogo diyakini pejabat Bank Indoenesia, akan membuat
pertumbuhan ekonomi DI Yogyakarta, melonjak. Djoko Raharto dari Bank Indonesia
Yogyakarta mengatakan, pertumbuhan ekonomi DIY akan melonjak diatas 6 persen
jika Proyek Bandara dan Tambang Pasir Besi di Kulonprogo terealisir.
Djoko
Raharto mengungkapkan, selama ini pertumbuhan ekonomi di DIY didukung oleh
Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR), jasa-jasa, telekomunikasi dan
transportasi, serta sektor industri, terutama UMKM.
“Tetapi
belum adanya bandara yang representatif menyebabkan pertumbuhan ekonomi yang
tinggi tidak dapat terealisasi,” ujar Djoko Raharto, yang kami temui di
kantornya, Rabu, 26 Maret 2014.
Berdasarkan
catatan BI Yogyakarta, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) DIY pada tahun
2013 disumbangkan oleh sektor pertanian sebesar 15.18%, Pertambangan dan galian
0.68%, Industri pengolahan 12,79%, listrik gas dan air bersih 0.93%, bangunan/
konstruksi 10,01%, PHR 21,27%, pegangkutan dan komunikasi 11.17%, keuangan
persewaan dan jasa perusahaan 10,39%, dan
jasa-jasa 17.57%.
Djoko
memberi catatan, jika bandara dan tambang pasir besi sudah beroperasi, maka
yang harus diadakan pula dengan segera infrastruktur pendukung yang lebih
memadai, seperti transportasi darat, infrastruktur jalan, hingga lahan parkir.
Jika
nantinya dua megaproyek di Kulonprogo, bandara dan tambang pasir besi telah
benar-benar beroperasi dengan infrasturktur pendukung memadai, maka sumbangan
sektor pertambangan, PHR, pengangkutan dan telekomunikasi, serta jasa-jasa
dipastikan meningkat. Sumbangan sektor pertanian, akan semakin menurun
kontribusinya, seiring dengan penyusutan lahan pertanian di wilayah DIY, serta
pengaruh musim.
Sampai
hari ini, persiapan pembangunan bandara dan realisasi tambang pasir besi, terus
dilakukan. Perbedaan pendapat antara PT Angkasa Pura I sebagai pembangun
bandara dan PT Jogja Magassa Iron (JMI) yang akan melakukan penambangan pasir
besi di Kulonprogo, sudah diselesaikan oleh Gubernur DIY, Sultan Hamengku
Buwono X.
Sebagaimana
diberitakan sebelumnya, PT Angkasa Pura I sempat menyatakan akan mengundurkan
diri karena kebutuhan lahan bandara sepanjang 3600 meter, tidak dipenuhi,
karena PT Jogja Magassa Iron menginginkan sebagian rencana lahan bandara, untuk
lahan tambang pasir besi. Mediasi kemudian dilakukan oleh Sultan, dan berhasil.
Kata Sultan, PT Angkasa Pura tidak perlu mundur karena kebutuhan landasan
sebagaimana diinginkan sebesar 3600 meter, sudah terpenuhi.
“Soal
itu sudah clear. Saya akan segera bertemu dengan kedua belah untuk
menandatangani MoU,” ucap Sultan di kantor Gubernur Kepatihan, Rabu, 26 Maret
2014 (aif).
SUTRIYATI