Gunung Slamet Jawa Tengah mengeluarkan asap, dan di antaranya membentuk sebuah cincin. Pemandangan ini membuat heboh masyarakat. (foto: antara)
YOGYAKARTA (kabarkota.com) – Aktifitas Gunung Slamet terus meningkat dalam beberapa hari terakhir. Yang cukup menggemparkan masyarakat adalah munculnya "cincin asap" di atas gunung yang sedang mengalami erupsi tersebut pada Kamis (11/9). Berbagai spekulasi pun bermunculan. Namun peneliti kegunungapian, Ma’rufin Sudibyo dalam laman facebooknya menyebutkan, munculnya “cincin asap” yang diakuinya tergolong langka tersebut sebenarnya pertanda kecilnya potensi letusan besar.
Menurut Ma'rufin, cincin asap adalah fenomena yang sangat jarang terjadi apalagi di Indonesia. Hal tersebut sepengetahuannya baru terjadi di Gunung Slamet ini. “Cincin asap terbentuk dari gas dan uap air yang termampatkan dan lantas keluar dari lubang letusan dengan tekanan dan kecepatan yang pas, sehingga tak buyar namun juga tak melayang rendah,” jelasnya.
Ia menyebut fenomena ini justru menegaskan bahwa saluran magma Gunung Slamet tetap terbuka. Sehingga magma dan gas yang hendak menyeruak keluar tak sempat tertahan di ‘leher’ gunung. Dengan saluran yang terbuka, potensi terjadinya letusan besar boleh dikata cukup kecil.
“Yang penting tetap waspada, tetap mencermati perkembangan sang gunung, tetap memantau informasi BPBD setempat dan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi,” tulisnya pula.
Ia mengajak masyarakat tidak perlu membesar-besarkan peristiwa alam tersebut, karena justru jika dibesar-besarkan, maka efeknya bisa merambah ke mana-mana. (din/facebook)