YOGYAKARTA (kabarkota.com) – Badan Narkotika Nasional (BNN) menjadikan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai pilot project (proyek percontohan) standar internasional dalam hal pencegahan penyalahgunaan narkoba. Salah satu program yang akan dijalankan terkait hal itu adalah pengadaan program Life Skill Training (LST) untuk kalangan pelajar.
Deputi Pengawasan BNN, Yappi Manafe menjelaskan, program LST ini dilatar-belakangi oleh hasil Penelitian BNN pada tahun 2011 yang menyebutkan tingkat penyalahgunaan narkoba di Indonesia oleh usia 10-59 tahun telah mencapai 70 persen. Sementara di kalangan pelajar mencapai 22 persen, dan sisanya berada di kelompok-kelompok marginal.
"LST merupakan program pencegahan penyalahgunaan narkoba dengan standar yang telah ditentukan oleh PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa)", tegas Yappi kepada wartawan usai pelatihan.
Sayangnya menurut Kepala BNN Provinsi DIY Budiharso, untuk mewujudkan hal itu DIY mengalami kendala sumber daya manusia, khususnya guru yang diproyeksikan sebagai fasilitator program, yang tidak memiliki pemahaman memadai tentang narkoba.
"Masih banyak tenaga pendidik yang belum memahami tentang berbagai jenis narkoba yang beredar saat ini," ucap Budi.
Kendala lain, kata dia, jumlah personel BNNP DIY hanya 50 orang, sementara jumlah SMP di DIY mencapai lebih dari 500 sekolah, SMA hampir mendekati 500, dan Perguruan Tinggi 130-an.
Guru SMA Bopkri 2 Yogyakarta, Paulus Istianto mengakui kelemahan para guru yang tidak mengetahui jenis-jenis narkoba. Oleh karenanya dia meminta BNN maupun BNNP DIY menindaklanjuti upaya itu, dengan berkunjung langsung ke sekolah-sekolah.
Dewan Sekolah SMAN 1 Bantul, Suharsono Wahyudi berharap adanya pembentukan cluster-closter yang dimotori oleh anak-anak muda atau para siswa sendiri.
"Dengan cluster itu, maka para remaja dapat lebih mudah melakukan transfer informasi kepada rekan sebaya mereka. Mengingat selama ini pengaruh narkoba lebih banyak muncul dalam pergaulan remaja di luar jam sekolah," kata Suharsono. (jid/tri)