Bedah Buku “Politik Menengah Islam”, di Fisipol UGM, Rabu (29/3/2017). (sutriyati/kabarkota.com)
SLEMAN (kabarkota.com) – Dominasi Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah dalam membentuk sikap politik kelas menengah muslim di Indonesia dinilai masih kalah dibandingkan kelompok-kelompok paramiliter, seperti Front Pembela Islam (FPI).
Penilaian tersebut disampaikan penulis buku Kelas Menengah Islam, Wasisto Raharjo Jati, saat membedah buku karyanya berjudul “politik Menengah Islam”, di Fisipol UGM, Rabu (29/3/2017).
“NU dan Muhammadiyah kalah dominasi dengan kelompok paramiter yang berhasil menawarkan solusi,” kata Wasisto. Khususnya dalam pemenuhan kebutuhan berbasis ekonomi.
Menurutnya, mereka juga solid dan militan dalam membangun afiliasi di jalur politik. Meski begitu, Wasisto menyebut, terjadi hubungan yang asimetris antara kelas menengah muslim ini dengan partai politik. Pasalnya, belum tentu orang Parpol itu berasal dari kelompok mereka, ataupun sebaliknya.
Dosen Ilmu Politik dan Pemerintahan UGM, Hasrul Hanif juga mengamini pendapat Wasisto tersebut. Ia mencontohkan, saat ini hampir tak ada sekolah maupun pusat layanan kesehatan milik Muhammadiyah yang murah. Sementara kelompok-kelompok itu mampu memberikan layanan ambulans gratis bagi warga yang sakit, ataupun membuka lapangan pekerjaan bagi para pengikutnya.
Selain itu, lanjut Hasrul, pesantren-pesantren yang awalnya dibangun sebagai basis penting pemberdayaan ekonomi umat, sekarang juga sudah cenderung bergeser.
“Pelan-pelan kelompok Islam tidak lagi menjadi kelompok yang independen,” sesalnya. (Rep-03/Ed-03)