Ilustrasi: salah satu warga dusun Pandes yang hingga kini masih eksis memproduksi wayang kertas (Sutriyati/kabarkota.com)
BANTUL (kabarkota.com) – Dulu, di era gadget belum merajai dunia anak-anak seperti sekarang, dolanan atau mainan tradisional menjadi pilihan orang tua untuk putra-putrinya bermain.
Tidak sekedar permainan yang menghibur, dolanan juga bisa menjadi sarana edukasi bagi anak-anak. Sebab dari permainan itu, mereka bisa belajar banyak hal, dengan penyampaian yang sesuai dengan dunia anak-anak yang imajinatif.
Sayangnya, saat gadget sudah mulai merambah begitu pesatnya, berbagai dolanan anak seolah tak lagi “disentuh”. Bahkan, sebagian orang tua terkesan lebih bangga membelikan anak-anaknya permaian canggih berbasis IT ketimbang mainan tradisional.
Semakin langkanya dolanan anak itu seringkali mengundang kerinduan tersendiri bagi orang-orang yang sebelumnya pernah menikmati masa-masa kecilnya yang “indah” tanpa gadget.
Namun, langka bukan berarti hilang sama sekali. Sebab, masih ada segelintir orang yang peduli untuk menjaga eksistensi dolanan anak itu.
Buktinya di Bantul, ada desa wisata dolanan anak. Tepatnya di Dusun Pandes, Desa Panggungharjo, Kecamatan Sewon, sebagian masyarakatnya masih memproduksi berbagai jenis dolanan anak yang melegenda, seperti kitiran (baling-baling) kertas bersusun dan warna-warni, sangkar-sangkar kecil dari bambu dan beberapa patung burung kecil dari bahan lilin, serta wayang kertas.
Nah, jika Anda masih bingung ingin menghabiskan liburan akhir tahun ke mana, desa wisata dolanan anak ini bisa menjadi salah satu pilihan untuk wahana wisata bersama keluarga. Sekaligus bernostalgia dengan berbagai jenis dolanan tradisional yang dulu sempat booming. (Rep-03/Ed-03)