Ilustrasi: Kondisi puncak gunung Merapi pada 4 November 2020 (dok. kabarkota.com)
YOGYAKARTA (kabarkota.com) – Gunung Merapi telah memasuki fase awal erupsi.
Hal tersebut sebagaimana disampaikan Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) DIY, Hanik Humaida dalam jumpa pers virtual, pada Selasa (5/1/2021).
Menurutnya, perubahan aktivitas gunung Merapi mulai terlihat signifikan sejak tanggal 31 Desember 2020 malam hingga sekarang, yang terpantau dari dari CCTV Tunggularum dan thermal camera di Panguk.
“Kami bisa pastikan bahwa itu adalah lava pijar atau api diam,” ucap Hanik.
Sebelumnya, Hanik mengungkapkan, pada 31 Januari 2020 sekitar pukul 21.00 WIB juga muncul sinar yang teramati sebagai indikasi awal munculnya api diam tersebut.
Selain itu, berdasarkan pantuan dari satelit, terlihat adanya gundukan yang diduga sebagai material baru. Meskipun posisinya berada di ujung bibir kawah 97 di sisi barat daya. Pada saat muncul kubah lava itu, maka langsung terjadi langsung runtuh ke bawah.
“Material longsoran bersama dengan material-material lemah. ini fenomena yang terjadi tadi malam (4/1/2021),” sambungnya.
Meski begitu, Hanik menyatakan bahwa pihaknya belum menaikkan status Gunung Merapi dari level Siaga ke level Awas, meskipun terjadi peningkatan aktivitas yang signifikan. Hal itu lantaran status aktivitas gunung didasarkan pada potensi ancaman bahaya terhadap penduduk.
Sementara yang terjadi di Gunung Merapi, jarak luncur lava pijar baru mencapai sekitar 150 meter sehingga belum sampai ke penduduk.
“Oleh karena itu kami belum menaikkan status ke level awas,” tegasnya.
Lebih lanjut BPPTKG membantah adanya kabar yang menyatakan bahwa letusan Merapi akan lebih besar dari letusan tahun 2010.
“Insya Allah dari gejala data yang ada, tidak akan lebih besar dari erupsi 2010,” ucap Hanik.
Namun demikian, pihaknya tetap mengimbau agar Pemda Sleman, Magelang, Boyolali, dan Klaten mulai menyiapkan segala sesuatu terkait dengan upaya mitigasi bencana akibat letusan Gunung Merapi. Mengingat, masih ada kemungkinan terjadi erupsi ekplosif setiap saat. (Rep-02)