MPM: KPI Lemah Karena Dipilih DPR

Ilustrasi (sumber: rohis-facebook.blogspot.com)

BREMEN (kabarkota.com) – Ketua Masyarakat Peduli Media (MPM) Yogyakarta, Lukas Ispandriarno menganggap, selama ini peran Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) lemah, salah satunya karena dipilih oleh Dewan Pimpinan Rakyat (DPR).

Bacaan Lainnya

Anggapan itu disampaikan Lukas kepada kabarkota.com, menanggapi kecaman publik atas siaran langsung pernikahan artis yang dianggap menyalahgunakan frekuensi publik, dan baru mendapatkan teguran KPI setelah disiarkan selama dua hari di layar kaca.

“Mulai dari proses seleksinya di DPR/DPRD sudah banyak kepentingan politiknya,” kata Lukas di Bremen, Jerman, melalui jejaring sosial, Facebook, Sabtu (18/10).

Oleh karenanya Lukas meragukan kualitas seleksi pemilihan Komisioner yang berdasarkan syarat keahlian dan pengalaman.

Kelemahan KPI lainnya, sebut Lukas, terkait posisinya di hadapan pemilik perusahaan TV. Meskipun di dalam internal KPI sebenarnya ada wakil dari kalangan TV, namun ternyata tidak memberikan kekuatan yang memadai untuk lembaga independen tersebut.

“Pertanyaanya sekarang, apakah DPR juga serius ingin membangun siaran yg bermutu?” tambahnya.

Sebab, dalam kondisi seperti ini,  KPI sulit untuk bisa jalankan tugas untuk memberikan jaminan bagi masyarakat, untuk mendapatkan informasi yg layak dan benar sesuai HAM. Dan bukan informasi yang berdasarkan klaim disukai penonton, namun sebenarnya sekedar untuk menaikkan rating.

Lebih lanjut Lukas berpendapat bahwa untuk memperbaiki kondisi dunia penyiaran seperti memang tidak mudah. Perbaikan regulasi, baik P3SPS maupun UU Penyiaran untuk penguatan peran KPI saja belum cukup.

“Di sisi lain, literasi media juga perlu terus diperkuat,” anggapnya.

Literasi media ini penting bagi masyarakat, lanjut dia, untuk membedakan antara informasi yang bermutu atau sekedar remeh temeh, yang tidak membantu dalam pengambilan keputusan untuk hidup yang lebih baik.

Bahkan jika memungkinkan, penguatan  peran KPI dan literasi media ini dilakukan bersamaan dengan peningkatan kualitas DPR, dunia pendidikan, dan agama.

SUTRIYATI

Pos terkait