Ilustrasi: Lokasi talud longsor di Kampung Serangan Yogyakarta (dok. kabarkota.com)
YOGYAKARTA (kabarkota.com) – Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kota Yogyakarta berencana memasang tanggul semi permanen untuk penguat sekitar talud yang ambrol di Kampung Serangan Yogyakarta, pada Selasa (7/1/2020) besok.
Rencana tersebut sebagaimana disampaikan Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA), DPUPKP Kota Yogyakarta, Aki Lukman Noor Hakim, di kantornya, Senin (6/1/2020).
“Saya sudah memerintahkan ke staf saya untuk dikarung dulu supaya tidak terjadi longsor lagi,” jelas Aki kepada kabarkota.com.
Menurutnya, pemasangan karung berisi tanah tersebut sifatnya sementara, sembari menunggu tindak-lanjut dari Balai Besar Wilayah Serayu Opak (BBWSO) sebagai pihak yang bertanggung-jawab melakukan perbaikan talud pasca longsor.
“Hari ini, kami mengirimkan surat ke BBWSO,” tegasnya.
Aki memastikan tidak perlu anggaran pengadaan barang, karena masih ada stok karung plastik, serta memanfaatkan tanah yang ada. Selain tanpa anggaran tambahan, penggunaan tanah juga mempercepat waktu pemasangan tanggul penahan longsor, sebab tak perlu melalui proses pengadaan barang yang butuh waktu setidaknya tiga minggu.
Pihaknya berharap agar BBWSO segera merespon permohonan perbaikan talud yang juga merusak jalan inspeksi di atasnya. Mengingat, musim penghujan masih berlangsung dalam beberapa bulan ke depan.
Setelah nantinya perbaikan talud selesai dibangun, lanjut Aki, maka DPUPKP Kota Yogyakarta baru akan melakukan perbaikan jalan inspeksi, melalui program Kotaku.
“(jalan inspeksi) itu ada jatah pemeliharaan 6 bulan (oleh pihak ketiga) setelah itu baru kembali ke Pemerintah Kota,” jelasnya.
Sebelumnya, warga Kampung Serangan RT 05 dan RT 06/RW 01, Kelurahan Prawirodirjan, Kecamatan Ngampilan, Kota Yogyakarta yang berdekatan dengan lokasi longsor mendesak agar Pemerintah Kota (Pemkot) maupun pihak-pihak terkait segera melakukan perbaikan infrastruktur talud dan jalan inspeksi yang rusak akibat longsor, pada 3 Januari 2020 lalu.
Mereka khawatir jika tak segera diperbaiki, maka kerusakan semakin meluas, termasuk mengancam rumah-rumah mereka, ketika hujan deras kembali mengguyur terus-menerus. (Rep-02)