Pemda DIY akan Bangun 3 Generator Oksigen

Ilustrasi (dok.pixabay)

YOGYAKARTA (kabarkota.com) – Pemerintah Daerah (Pemda) DIY berencana membangun generator oksigen guna mengurangi kelangkaan gas oksigen di tengah tingginya kasus Covid-19, akhir-akhir ini.

Bacaan Lainnya

“Kami berencana membangun tiga buah generator oksigen dengan harapan dalam waktu 1 bulan – 1.5 bulan ke depan sudah bisa dioperasionalkan,” kata Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Kadarmanta Baskara Adji dalam jumpa pers virtual, pada Rabu (21/7/2021)

Aji memperkirakan, tiga generator tersebut akan mampu memproduksi 400 – 500 tabung besar gas oksigen per hari. Dengan demikian, pihaknya berharap produksi tersebut bisa menambah pasokan oksigen di DIY. Mengingat, kebutuhan oksigen mencapai sekitar 24 juta liter.

Mantan Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Diskdikpora) DIY ini juga mengakui bahwa saat ini kekurangan pasokan oksigen menyulitkan warga yang melakukan isolasi mandiri (isoman) di rumah untuk mendapatkan suplai isi ulang tabung oksigen di agen-agen.

“Jangakan di rumah, di RS saja kesulitan untuk mendapatkan oksigen. oleh karena itu, kalau ada yang isoman di rumah dan butuh oksigen, silakan pindah ke shelter supaya bisa dibantu kebutuhan oksigennya,” ungkap Aji.

Meski demikian, pihaknya menyatakan akan mendorong agar distribusi dari sejumlah produsen oksigen juga sampai ke agen-agen sehingga kebutuhan warga yang akan melakukan isi ulang tabung oksigen bisa terpenuhi.

“Kami sudah menghubungi PT Samator dan PT Tira untuk suplai oksigen dalam bentuk Gas. Sedangkan PT Surya dalam bentuk liquid,” sambungnya.

Baru-baru ini, kabarkota.com juga mengkonfirmasi sejumlah agen pengisian gas oksigen di DIY, dan semua mengaku tak memiliki stok untuk melayani isi ulang oksigen karena minimnya pasokan dari distributor.

Salah seorang pekerja di tempat pengisian tabung gas wilayah Bantul, Anggita Bayu Ardila mengaku, pasokan gas oksigen dari distributor mulai tersendat sejak 20 Juni 2021. Padahal biasanya mendapatkan suplai 10-15 tabung per minggu.

“Kebijakan dari perusahaan distributornya tidak lagi mengirim oksigen ke agen-agenm karena mendahulukan Rumah Sakit sehingga tempat kami sama sekali tidak mendapatkan pasokan oksigen,” ucapnya.

Akibat kelangkaan tersebut, Bayu terpaksa tidak bisa melayani sekitar 100 permintaan isi ulang oksigen per hari.

“Semoga pemerintah segera mengubah peraturannya sehingga bisa tetap mensuplai ke agen-agen. Sebab, banyak pasien yang dirawat di rumah memnbutuhkan oksigen, seperti warga isoman, pasien asma, dan pasien jantung yang mengalami sesak nafas,” harapnya. (Rep-01)

Pos terkait