Kepala BPPTKG DIY, Hanik Humaida (dok. screenshot zoom)
YOGYAKARTA (kabarkota.com) – Hampir satu bulan status Gunung Merapi di perbatasan DIY – Jateng berstatus siaga, sejak statusnya dinaikkan ke level III, pada 5 November 2020 lalu.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) DIY, Hanik Humaida mengatakan, hingga saat ini, aktivitas gunung Merapi belum menunjukkan tanda-tanda peningkatan yang signifikan sejak statusnya dinaikkan ke level siaga. Bahkan berdasarkan pantauan mingguan, intensitas aktivitas Merapi sedikit menurun. Namun demikian, fluktuasinya masih terhitung tinggi.
“Aktivitas Merapi memang kalem tapi tinggi. Ini yang harus kita waspadai bersama,” kata Hanik dalam konferensi pers virtual tentang kondisi terkini Merapi, pada Jumat (4/12/2020).
Menurutnya, selama Merapi masih dalam kondisi seperti sekarang, maka potensi erupsi masih ada dan bisa terjadi sewaktu-waktu. Terlebih di puncak gunung terdapat banyak rekahan-rekahan di dalam dan tebing kawah yang melebar,
Selain itu juga terjadi perubahan morfologi akibat intensifnya guguran yang dominan mengarah ke kali Semowo, kali Lamat, dan Kali Gendol dengan jarak maksimal 3 km.
Oleh karena itu, BPPTKG kembali mengimbau agar aktivitas penambangan di alur sungai berhulu di gunung Merapi, dan pariwisata di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III dihentikan sementara.
“Segera mengungsi jika terjadi guguran lava atau awan panas yang terus menerus,” imbaunya. (Rep-01)