YOGYAKARTA (kabarkota.com) – Sebagai salah satu fasilitas umum, Terminal Giwangan, Umbulharjo, Yogyakarta di beberapa sudut tampak memprihatinkan. Berdasarkan pantauan kabarkota.com, Sabtu (19/7), fasilitas umum yang semestinya bisa dimaksimalkan fungsinya itu, tampak mati.
Kios-kios yang harusnya bisa menjadi roda penggerak ekonomi, justru banyak yang mangkrak. Terutama yang berada di lantai dua. Ditemukan banyak sekali kios yang kosong daripada yang terpakai.
Tak hanya itu, toilet juga dalam kondisi kumuh. Beberapa sudut plafon tampak di sisi barat berdekatan pintu masuk. Lantai telihat kotor dan beberapa sudut terminal juga bau tidak enak.
Kepala Unit Pelayanan Terpadu (UPT) Terminal Giwangan, Bhekti Zunanta mengakui apabila pengelolaan terminal Giwangan belum sepenuhnya optimal. Menurutnya, pengelolaan terminal Giwangan adalah wewenang Dinas Bangunan Gedung dan Aset Daerah (DBGAD) Pemerintah Kota Yogyakarta.
"Itu wewenang DBGAD," katanya kepada kabarkota.com, Sabtu (19/7).
Namun demikian, ketika kabarkota.com menemui Kepala DBGAD, Setia Budi Wacana, justru kembali menunjuk UPT Terminal Giwanganlah sebagai pihak yang harus mengelola.
"Pengelolaan ditangai UPT-nya. Kita hanya bersifat struktural," kata Setia.
Pertanyaan justru disampaikan Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti. "Kosong itu karena apa? Kosong karena belum digunakan atau karena belum dipakai orang?" katanya ketika ditemui di acara buka bersama di sebuah gedung pertemuan, Jumat (18/7) malam.
Haryadi berkata kalau dirinya akan melihat kondisi kios terminal Giwangan. "Biar (mengetahui) secara spesifik," ujar Haryadi kepada kabarkota.com.
Ia menambahkan akan memanggil pihak-pihak yang bersangkutan kenapa tidak dipakai dan sebagainya. "Kios itu untuk kegiatan perdagangan. Bukan yang lain," kata dia. (kim/aif)