UGM Galang Dukungan Dosen Tolak Pansus Angket KPK

Rektor bersama sejumlah guru besar UGM menggelar konferensi pers terkait penyikapan terhadap Pansus hak angket KPK, di Balairung UGM, Senin (10/7/2017). (sutriyati/kabarkota.com)

SLEMAN (kabarkota.com) -. Panitia Khusus (Pansus) Hak angket Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) disinyalir menjadi upaya untuk melawan gerakan anti korupsi. Karena itu, civitas akademika UGM tengah menggalang dukungan, khususnya dari para dosen untuk menolak pansus tersebut, melalui Gerakan UGM Berintegritas.

Bacaan Lainnya

Koordinator gerakan, Sigit Riyanto mengatakan, proses yang terjadi di internal Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), dan fakta-fakta yang mengikuti setelah Pansus hak angket KPK bekerja, seperti intervensi terhadap proses huku di peradilan, khususnya yang dilakukan oleh KPK.

“Kami ingin menempatkan pada konteks gerakan yang lebih luas, yaitu UGM berintegritas bahwa pemberantasan korupsi, pembangunan integritas itu sebagai proses yang berkelanjutan. Ini hanya gerakan awal yang kemudian juga menemukan momentumnya dengan pansus hak angket KPK,” tegas Dekan Fakultas Hukum (FH) ini kepada wartawan di Balairung UGM, Senin (10/7/2017).

Sementara guru besar FH UGM, Zainal Arifin Mochtar menambahkan, pada 17 Juli 2017 mendatang, UGM akan mendeklarasikan gerakan tersebut, dengan menargetkan 1.000 dukungan dosen. Selain itu, pihaknya juga akan menganalisis substansi dari pembentukan Pansus hak angket KPK yang nantinya hasil analisis akan diserahkan kepada Presiden, DPR, dan juga KPK.

“Sasaran dan dorongan kami adalah agar DPR segera menyadari bahwa sejak awal pembentukannya (Pansus hak angket KPK) itu sudah keliru. Saatnya kami mengingatkan, mudah-mudahan DPR terpanggil untuk mengubah soal hak angket itu,” ucap Zainal.

Rektor UGM, Panut Mulyono, pada kesempatan yang sama juga menyatakan dukungannya atas gerakan yang sesuai dengan visi dan misi universitas.

Dukungan yang sama juga disampaikan mantan rektor UGM, Dwikorita Karnawati. Ia mengungkapkan, gerakan ini merupakan panggilan nurani yang awalnya berasal dari individu-individu dosen menjadi gerakan yang lebih masif.

“Apapun bidangnya, kami mempunyai nurani yang sama. Bertekad untuk peduli terhadap upaya memegang teguh integritas, antara lain, dengan gerakan anti korupsi,” ucapnya. (Ed-03)

SUTRIYATI

Pos terkait