Walikota Yogyakarta, Hasto Wardoyo (baju putih) melakukan simbolis panen raya padi di Kelurahan Giwangan, Kementren Umbulharjo, Kota Yogyakarta pada Senin (7/4/2025). (dok. kabarkota.com)
YOGYAKARTA (kabarkota.com) – Lahan pertanian padi di Kelurahan Giwangan, Kemantren Umbulharjo, Kota Yogyakarta menjadi salah satu lokasi panen raya padi serentak di 14 Provinsi se-Indonesia yang dihadiri Presiden RI, Prabowo Subianto secara online (daring), pada Senin (7/4/2025).
Koordinator Penyuluh Pertanian dari Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kota Yogyakarta, Mbari Ambarwati mengungkapkan, lahan tanaman padi yang telah menguning di area tersebut seluas 3 hektar.
“Kalau di kota Yogya, kadang ada yang warga memiliki lahan, tetapi ada juga yang hanya penggarap, sedangkan pemilik lahannya orang di luar DIY,” kata Ambar saat menghadiri panen raya padi bersama Walikota Yogyakarta, di area persawahan Giwangan.
Pihaknya menjelaskan bahwa idealnya, usia panen tanaman padi itu antara 110 – 120 hari. Sementara tanaman padi di Kelurahan Giwangan ini baru berusia 105 hari, sejak ditanam pada 6 Januari 2025 lalu.
PPL Kemantren Umbulharjo, Barida Juang Mulia memperkirakan, dari luasan lahan tersebut, hasil panen padi mencapai 16 ton, dengan estimasi 5,8 ton padi per hektar.
Sedangkan harga jualnya, lanjut Barida, sekitar Rp 6.500 per kg padi. Dengan harga beli gabah Rp 6.500 per kg itu, setidaknya petanni bisa meng-cover biaya operasional, termasuk mengganti biaya pupuk, biaya buruh tani, serta biaya untuk panennya.
“Ibaratnya petani sudah laba,” tegas Barida.
Namun jika dibeli oleh tengkulak, sebut dia, maka harganya jauh lebih rendah dibandingkan harga yang ditetapkan oleh pemerintah tersebut.
Wahyu, salah satu petani di Giwangan mengaku, dirinya hanya menggarap sawah milik orang lain, dengan luasan sekitar 180 lobang. Dari luasan tersebut, padi yang dihasilkan sekitar 6 kwintal.
“Hasil panenannya untuk konsumsi sendiri. Saya hanya menggarap sawah sehingga sebagian diberikan kepada pemilik lahan,” sambungnya. Menurutnya, dengan pembagiannya 2:3, dirinya mendapatkan tiga bagian, sementara pemilik lahan dua bagian.
Lebih lanjut Wahyu menilai, hasil panen padi kali ini terhitung kurang bagus karena diserang hama tikus yang sangat sulit dibasmi.
Panen Raya Padi untuk Dukung Program Ketahanan dan Kedaulatan Pangan
Sementara itu, Walikota Yogyakarta, Hasto Wardoyo menyampaikan, kegiatan ini sebagai upaya untuk mendukung program pemerintahan Prabowo – Gibran, guna membangun ketahanan dan kedaulatan pangan.
“Pesan penting Presiden saya kira kedaulatan pangan. Itu yang betul-betul harus kita hayati.” tuturnya.
Sedangkan Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta, Sukidi menyebutkan, total luas lahan pertanian di kota saat ini sekitar 32 hektar yang tersebar di lima Kemantren, dengan 288 kelompok tani. Lima kemantren yang dimaksud, yakni Kemantren Tegalrejo, Umbulharjo, Kotagede, dan Mantrijeron. (Rep-01)