Aksi Tolak Ganjar Diwarnai Kekerasan

Aksi mahasiswa tolak kedatangan Ganjar Pranowo sebagai pembicara seminar di kampus UMY, Sabtu (6/5/2017). (Restu Baskara/kabarkota.com)

BANTUL (kabarkota.com) – Aliansi Mahasiswa Peduli Kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menyesalkan terjadinya aksi kekerasan dalam aksi damai para mahasiswa yang menolak kedatangan Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo di kampus UMY, Sabtu (6/5/2017).

Bacaan Lainnya

Koordinator Umum (Kordum) aksi, Pram Taba menyesalkan pihak kampus dalam hal ini rektorat yang tidak mengambil tindakan ketika aparat keamanan kampus melakukan tindakan represif terhadap masaa aksi.

“Kami melihat bahwa pihak rektorat UMY memberikan legitimasi kepada tindakan premanisme yang dilakukan oleh satpam, dengan melakukan pembiaran mereka melakukan kekerasan,” kata Pram.

Padahal, menurutnya, satpam sebagai aparat keamanan kampus bisa memberikan perlindungan, bukan mengancam apalagi sampai menganiaya.

Pihaknya juga mempertanyakan sikap UMY yang secara kelembagaan berada di bawah Muhammadiyah, yang mengundang pejabat publik bermasalah dalam pendirian pabrik semen di Rembang tersebut, sebagai salah satu pembicara dalam seminar tentang kewirausahaan, di kampus. Terlebih, PP Muhammadiyah tengah berkoordinasi untuk mengadvokasi para petani Kendeng agar mendapatkan keadilan.

Aksi kekerasan terhadap massa aksi bermula ketika menjelang adzan duhur, salah satu satpam meminta massa aksi yang membacakan puisi untuk berhenti untuk menghormati kumandang adzan dzuhur.

Pihaknya juga telah meminta kepada massa aksi untuk beristirahat sebentar, namun, salah satu mahasiswa menolak dengan meminta agar Ganjar yang tengah memberikan kuliah umum di dalam gedung juga menghentikan pidatonya.

Mendengar ucapan itu, seseorang oknum satpam malah menantang untuk berkelahi dan mendorong peserta aksi, serta memprovokasi puluhan satpam lain untuk menyerang massa aksi sehingga terjadi aksi saling dorong.

Pada saat itu, sejumlah mahasiswa juga dianiaya dan diusir. Termasuk, massa aksi perempuan. Bahkan, hasiswa yang mendokumentasikan kejadian tersebut HPnya dibanting oleh satpam hingga pecah.

Di akhir aksi mereka, seluruh satpam juga melakukan sweeping terhadap massa aksi, saat hendak meninggalkan kampus, sekitar pukul 12.30 WIB. (Ed-03)

Kontributor: Restu Baskara

Pos terkait