Anggito Abimanyu Mundur dari UGM

SLEMAN (kabarkota.com) – Masalah plagiasi artikel opini menimpa Anggito Abimanyu, dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM. Tulisannya di koran Kompas 10 Februari 2014 berjudul “Gagasan Asuransi Bencana” dianggap memiliki kemiripan kalimat maupun paragraf dengan “Menggagas Asuransi Bencana” yang ditulis Hotbonar Sinaga dan Munawar Kasan pada 21 Juli 2006.

Sebagai bentuk pertanggungjawaban akademik, Anggito sejak Senin (17/2) mengundurkan diri dari UGM. "Saya mengaku khilaf dan saya akui telah melakukan kesalahan dalam pengutipan referensi dalam sebuah folder di komputer pribadi saya,” paparnya di hadapan civitas akademika dan juga para jurnalis.

Bacaan Lainnya

Demi mempertahankan kredibilitas UGM sebagai universitas yang berkomitmen pada nilai-nilai kejujuran, integritas, dan tanggung-jawab akademik, ia memilih mengundurkan diri dari UGM dan menyerahkan semua proses kepada rektorat.

Pria yang kini juga menjabat Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah Kementrian Agama tersebut juga menyampaikan permintaan maaf kepada UGM serta pihak-pihak yang merasa dirugikan atas tulisan tersebut.

”Saya menyatakan penyesalan dan permintaan maaf, khususnya kepada Saudara Hotbonar Sinaga dan Munawar Kasan,” tambah Anggito yang piawai meniup flute tersebut.

Dalam penjelasannya, Anggito mengaku telah terjadi kesalahan pengutipan referensi dari komputer pribadinya, yang belakangan diketahui merupakan kertas kerja Hotbonar Sinaga dan Munawar Kasan.

Menurut Pratikno, Rektor UGM, pihak rektorat akan segera memproses permohonan tersebut sesuai prosedur yang berlaku. ”Terus terang ini permohonan berat bagi UGM. Tapi kami akan mengikuti prosedur hukum yang harus dilalui,” katanya di depan wartawan.

Proses itu memerlukan waktu sekitar tiga bulan untuk bisa memutuskan diterima atau tidak. Karena harus melalui kemite etik dan sidang pleno. “Jika tidak terbukti yang bersangkutan melanggar etika, kami akan menolak permohonan itu,” tegas Pratikno.

Munculnya kasus tersebut mengejutkan para mahasiswa. Salah satunya adalah Caraka, mahasiswa FEB UGM. Ia mengaku tidak percaya. ”Antara percaya dan gak percaya. Setahu saya selama ini Pak Anggito orangnya sangat teliti,” ucapnya. (tya)

SUTRIYATI

Pos terkait