Diskusi tentang Freeport di MAP UGM, Rabu (16/12). (Sutriyati/kabarkota.com)
SLEMAN (kabarkota.com) – Posisi Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat kembali terpuruk. Data terakhir, pada Rabu (16/12) atau hari ini telah mencapai level lebih dari Rp 14.000 per Dollar. Dosen Departemen Ekonomika dan Bisnis UGM, Fahmy Radhi mengatakan, sebenarnya kurs rupiah bisa saja menguat hingga di angka Rp 2.000 per dollar, asal Freeport dikelola sendiri oleh Indonesia.
"Jika emas Papua dijadikan cadangan BI, maka kurs rupiah bisa tumbuh menjadi Rp 2.000 per dollar," kata Fahmy dalam Diskusi tentang Freeport di MAP UGM, Rabu (16/12).
Karenanya, Fahmy sangat berharap agar pemerintahan Jokowi benar-benar berkomitmen untuk stop perpanjangan kontrak karya Freeport yang akan habis pada 2021 mendatang, dan mulai dikelola sendiri oleh Indonesia.
Hanya saja sayangnya, menurut Fahmy, mental bangsa Indonesia masih inlander mentality (mental penjajah). Padahal, sebenarnya tak perlu ada yang dikhawatirkan. Mengingat, pengelola tambang emas itu 95 persen Sumber Daya Manusia (SDM) yang saat ini menggarap Freeport adalah pekerja pribumi.
"Jika memang membutuhkan tenaga ahli bisa membayar tenaga kerja asing dengan bayaran dua kali lipat misalnya. Selain itu, teknologi juga bisa dibeli. Uangnya? Saya yakin banyak bank-bank asing yang antre untuk membiayai itu karena hasilnya jelas," anggapnya.
Sementara BUMN-nya, lanjut mantan Anggota Tim Reformasi Tata Kelola Migas ini, bisa dikelola oleh PT Antam atau pun membentuk BUMN baru. (Rep-03/Ed-03)