Kondisi lokasi transit Pasar Induk Godean di Sidokarto (dok. kabarkota.com)
SLEMAN (kabarkota.com) – Aktivitas perdagangan di lokasi transit Pasar Induk Godean telah terlihat sejak 6 Januari 2023. Sekitar 600 pedagang pasar menempati lokasi transit di atas lahan milik Kalurahan Sidokarto, Kapanewon Godean, Kabupaten Sleman, DIY yang terletak di Jalan Godean KM 9 Yogyakarta.
Salah satu pedagang, Eni Yulianti menilai, infrastruktur yang dibangun di lokasi transit sangat minim. Bahkan, jalan masuk pasar yang baru dibangun sudah rusak karena untuk lalu-lintas kendaraan angkutan berat. Meski demikian, Eni memaklumi, karena lokasi transit hanya untuk berjualan sementara.
“Semua pedagang Insya Allah ikhlas, dan legowo,” ungkap Sekretaris Paguyuban Pedagang Pasar Godean (PPPG) ini saat ditemui di lokasi transit Sidokarto, baru-baru ini.
Pihaknya berharap, para pedagang akan mendapatkan tempat relokasi yang lebih baik infrastrukturnya, ketika nanti telah dipindahkan dari pasar transit ke tempat baru, sembari menunggu proses pembangunan pasar induk selesai.
Hal serupa juga disampaikan salah satu pedagang kelontongan, Sumarjo yang menyebutkan bahwa para pedagang yang saat ini menempati tiga lokasi transit, nantinya akan dipindahkan ke tempat relokasi di wilayah Kalurahan Sidoluhur, dengan lahan yang lebih luas.
“Kami akan menempati lokasi transit ini sekitar lima bulan,” ucapnya.
Menurut Sumarjo, sejak 20 tahun terakhir, pihaknya baru pertama kali mengalami revitalisasi Pasar Godean.
“Pemindahan ke lokasi transit memang melelahkan. Kami harus membongkar muat barang-barang kami untuk dibawa ke sini dan dibawa pulang,” sambungnya.
Pria asal Tempel ini mengaku, pihaknya membutuhkan waktu sekitar tujuh hari untuk membongkar dan menata ulang dagangannya dari pasar lama ke lokasi yang baru.
Warga Berharap Revitalisasi Pasar cepat Selesai
Sementara salah satu pengunjung pasar transit di Sidokarto, Tari berharap, proses revitalisasi Pasar Induk Godean bisa cepat selesai. Mengingat, dirinya cukup kesulitan untuk menuju ke lokasi transit karena terkendala transportasi.
“Kalau jarak rumah saya dari pasar induk itu kurang dari 1 km. Sekarang, jadi 2 km untuk sampai ke lokasi transit ini. Sementara saya dan ibu saya yang biasa ke pasar tidak bisa mengendarai sepeda motor,” katanya.
Terlebih lanjut Tari, saat hujan, lokasi transit juga sangat becek sehingga membuat para pengunjung kurang nyaman saat berbelanja di pasar tersebut.
Revitalisasi Pasar Ditargetkan Selesai 2024
Sementara di lain pihak, Kepala UPTD Pelayanan Pasar Wilayah 1, Robertus Esthi Raharja Prasetya menjelaskan, proses transit terpaksa dilakukan karena lokasi relokasi saat ini belum siap, lantaran jadwal revitalisasi Pasar Induk Godean dimajukan oleh Pemerintah Pusat.
“Jadi karena jadwal maju, dan mereka meminta Februari atau Maret 2024 harus selesai, maka kami juga harus memajukan jadwal persiapannya,” jelas Robert.
Pihaknya tak memungkiri jika lokasi transit yang tersedia saat ini infrastrukturnya sangat minim. Sebab yang menjadi prioritas saat ini, para pedagang bisa tetap berjualan karena pasar induk akan segera dirobohkan. Saat ini, para pedagang ditempatkan di tiga lokasi transit, yakni Pasar Sidokarto, Pasar Kuliner Belut Godean, dan Pasar Hobis yang cukup dekat dengan lokasi Pasar Induk Godean.
Lebih lanjut Robert menambahkan, salah satu tujuan revitalisasi Pasar Induk Godean adalah menjadikan pasar tradisional ini sebagai salah satu destinasi wisata. Oleh karena itu, situs budaya berupa makam bersejarah yang berada di dalam pasar tidak akan dipindahkan, melainkan dijadikan bagian dari daya tarik wisata.
Pasar dengan luasan 11.261 meter persegi ini, sebut Robert, nantinya akan dibangun tiga lantai dengan kapasitas 1.837 pedagang, sesuai dengan jumlah pedagang Pasar Godean saat ini.
“Nantinya kemungkinan akan ada penambahan area tlasaran, karena di pasar itu selain ada kios dan los juga ada tlasaran,” lanjutnya.
Selain itu, juga akan dilengkapi dengan area open space untuk para pengunjung, khususnya untuk kalangan milenial yang selama ini banyak memanfaatkan ruang terbuka sembari menyelesaikan tugas-tugas mereka.
Robert menganggap hal tersebut penting, sebab pada dasarya, aktivitas perdagangan di pasar itu tidak sekadar bicara aspek ekonomi, tetapi juga menyangkut aspek sosial, dan budaya. (Rep-01)