Oleh
Drs. Muslikhin, S. Pd. M.Hum.*)
Baru saja kami, para calon jamaah haji Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merasa gembira dengan pengumuman dari Pemerintah Arab Saudi bahwa kuota haji tahun 2023 sudah 100 persen tanpa batasan usia. Pengumuman tersebut kami sambut antusias karena apa yang terjadi tahun 2019-2021, saat pandemi Covid-19 melanda dunia, hampir semua masyarakat merasakan dampaknya. Hal itu juga sangat memengaruhi roda perekonomian masyarakat. Termasuk para calon jamaah yang akan menunaikan Ibadah haji juga harus tertunda. Jamaah hanya bisa pasrah kepada Allah SWT, sabar, dan menunggu.
Namun, wacana pemerintah yang akan menaikkan biaya perjalanan ibadah haji menjadi sekitar Rp 69 juta, pada pemberangkatan haji pada tahun 2023 ini membuat para jamaah haji di Yogyakarta gelisah. Bagaimana tidak? Jamaah haji, khususnya asal Yogyakarta itu tidak semua dari kalangan ekonomi menengah ke atas. Bahkan, ada sebagian jamaah yang mengumpulkan biaya haji selama bertahun-tahun, dengan menabung mulai dari seribu, dua ribu, sepuluh ribu, lima puluh ribu, ratusan ribu rupiah hingga ada yang berhasil mengumpulak uang Rp 40 juta, kemudian mereka memberanikan diri untuk mendaftar Haji di tahun 2011, dengan pembayaran awal Rp 25 juta. Harapannya, dalam 10 tahun ke depan, kami bisa melunasi biaya haji untuk keberangkatan tahun 2020/2021.
Pada 19 Januari 2023 lalu, Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas dalam Rapat Kerja (Raker) bersama Komisi VIII DPR RI mengusulkan agar rata-rata Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih) 1444 H/2023 M sebesar Rp69.193.733,60 atau naik sekitar 70 persen dari usulan rata-rata Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) yang mencapai Rp98.893.909,11 (laman Kemenag, 19 januari 2023).
Sementara Pemerintah Arab Saudi sendiri justru menurunkan biaya paket layanan haji 1444 H sebesar 30 persen. Hal tersebut sebagaimana disampaikan Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama (Kemenag), Hilman Latief yang membenarkan terjadi penurunan biaya paket layanan haji 1444 H tersebut. Pihaknya menjelaskan harga paket layanan haji (Masyair) 2022 sebesar 5.656,87 riyal Saudi. Di tahun 2023 ini selain turun, Kemenag RI juga telah berhasil negosiasi hingga menjadi 4.632,87 riyal Saudi, turun sekitar 1.024 riyal atau 30 persen (laman republika, 22 Januari 2023). .
Kini dengan adanya ketidakpastian biaya itu, perasaan calon jamaah campur aduk, antara haru, bingung, susah, sekaligus gelisah. Meskipun demikian, kami tetap bertekat, dan berikhtiar sembari tetap terus mengupayakan apa yang sekiranya bisa dilakukan, di tengah ketidakpastian tentang keberangkatan para calon jamaah haji, jika kenaikan biaya itu nantinya benar-benar terjadi.
Bapak Agus Joni, misalnya, pada tahun 2022 lalu, semestinya beliau menjadi Ketua Rombongan (Karom), tapi faktanya sampai sekarang yang bersangkutan belum diberangkatkan. Pun ketika bertemu dengan para calon jamaah haji yang menanyakan kepastian keberangkatan mereka, maka kami hanya menjawab: “Nderek kersane Gusti Allah”.
Belum lagi persoalan yang dihadapi keluarga calon jamaah yang sudah meninggal maupun sakit. Mereka hanya bisa menghibur dengan ucapan sabar, tabah dan tawakkal, karena secara finansial tidak bisa berbuat banyak. Bahkan, ada sebagian keluarga yang menarik kembali dana tabungan hajinya.
Dengan pertimbangan tersebut, kami berharap pemerintah dan DPR bisa mendengar aspirasi kami ini agar segera memberikan kepastian biaya dan kepastian pemberangkatan calon jamaah haji tahun 2023. Hal itu penting, demi menjaga psikhologis dan kesehatan jasmani, kesehatan rohani dan kesehatan sosial calon jamaah haji dan keluarganya. Sebab, bagi umat muslim yang telah bertekat niat haji, sudah niat Jihad fii sabiilillah, maka apa pun resikonya akan diambil.
*) Penulis adalah Ketua Regu 3 KBIH Aisyiah Baturetno, Banguntapan, Bantul, serta Sekretaris 2 Pengurus Calon Jamaah Haji 2023 Banguntapan, Bantul.