“Cubit-cubitan…ohhh….cubit-cubitan….
Senggol-senggolan…ohhh…senggolan…
Genit-genit gadis sekarang
Kalau dicubit katanya sayang…”
JAKARTA (kabarkota.com) – Syair lagu “Cubit-cubitan” itu sangat populer tahun 1970-an dan masih diingat sampai sekarang. Itulah satu dari sekian banyak lagu ciptaan drummer Koes Plus, Kasmuri atau lebih dikenal dengan panggilan Murry.
Musisi yang tidak pernah meninggalkan senyum di kulum itu menghembuskan nafas terakhir Sabtu (1/2). ”Meninggal dunia sekitar jam 05.00,” kata adik ipar almarhum, Yana, seperti dilansir portal berita antaranews.com.
Koes Plus juga dikenal sebagai The Beatles-nya Indonesia. Di grup itu dialah satu-satunya yang tidak memiliki darah Koeswoyo. Tiga personel lain adalah Tony Koeswoyo, Yon Koeswoyo, dan Yok Koeswoyo.
Menurut Yana, almarhum terlihat sehat dan baik-baik saja sebelum meninggal. Murry juga tidak mengeluh sakit, bahkan beberapa hari sebelumnya sempat bermain musik hingga Pekalongan, daerah pesisir utara Jawa Tengah.
”Jam 04.30 masih minta anaknya untuk mematikan AC karena dingin. Setelah dibaluri minyak kayu putih dan diselimuti, ia tidur dan sempat batuk-batuk, lalu meninggal dunia,” kisahnya.
Sempat dilarikan ke Rumah Sakit Permata, Bekasi, namun nyawanya tidak tertolong. Jenazah disemayamkan di rumah duka Perumahan Kranggan Permai Jalan Cempaka 1, Jati Sampurna, Bekasi, Jawa Barat, sebelum dimakamkan siang harinya.
Penggebuk drum ini lahir di Jember, Jawa Timur, pada 19 Juni 1949. Selain “Cubit-cubitan” ia juga menciptakan beberapa lagu antara lain ”Pelangi”, “Doa Suciku”, “Bertemu dan Berpisah”, “Hidup Tanpa Cinta”, “Semanis Rayuanmu”, “Kau Bina Hidup Baru”, “Ayah dan Ibu”, “Bujangan”, “Pak Tani”, dan “Mobil Tua”. (tya)