Dinas Pendidikan Dinilai Belum Fasilitasi Siswa Berkebutuhan Khusus

Ilustrasi. (Sumber: dirrga.com)
 
YOGYAKARTA (kabarkota.com) – Koordinator Forum Pemantau Independen (Forpi) Pakta Integritas Kota Yogyakarta, Winarta mendorong Pemerintah Kota Yogyakarta, dalam hal ini Dinas Pendidikan, memerhatikan siswa berkebutuhan khusus dalam pelaksanaan ujian nasional (UN) tingkat SMP sederajat. Sebab, berdasarkan pantauan Forpi, dalam pelaksanaan UN, Senin (4/5), di beberapa sekolah di Kota Yogyakarta, siswa berkebutuhan khusus belum terfasilitasi. 
Misalnya, di SMPN 15 Kota Yogyakarta, terdapat 323 siswa yang mengikuti UN hari pertama dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia. Dari hasil pemantauan itu, pelaksanaan relatif baik. Namun, ada seorang siswa peserta UN yang menggunakan kursi roda karena mengalami lumpuh layu. 
Peserta bernama Erry Susilo, katanya, terlihat tetap semangat mengikuti UN di hari pertama. Dalam mengerjakan soal-soal UN, Erry diberikan waktu selama 120 menit, sama dengan peserta lain. "Tidak ada tambahan waktu bagi Erry Susilo meskipun dirinya termasuk merupakan siswa yang berkebutuhan khusus," ungkapnya dalam rilis yang diterima kabarkota.com, Senin (4/5). 
Winarta melanjutkan, hasil pemantauan di MTs Yayasan Kesejahteraan Tuna Netra Islam (Yaketunis) Yogyakarta, ada 5 siswa peserta UN di hari pertama, yang merupakan siswa berkebutuhan khusus. Mereka diantaranya, empat siswa tuna netra (laki-laki) dan satu low vision (perempuan). 
Siswa tersebut, katanya, mengaku mengalami kecapaian saat membaca soal-soal karena ada beberapa soalnya yang panjang dan ada beberapa soal yang membingungkan, terutama pada soal grafik maupun tabel. 
Selain itu, seorang peserta UN yang mengalami low vision mengaku kesulitan dalam membaca soal-soal karena ukuran huruf dalam soal cukup kecil. "Seharusnya font atau ukurannya adalah minimal 20," ungkapnya. 
AHMAD MUSTAQIM 

Pos terkait