Ilustrasi: Terpidana mati kasus narkoba asal Filipina, Mary Jane Fiesta Veloso saat mengikuti fashion show peringatan Hari Kartini 2015 di LP Wirogunan Yogyakarta (sumber: selasar.com)
CEBU (kabarkota.com) – Penundaan eksekusi mati atas terpidana kasus narkoba, Mary Jane Fiesta Veloso menjadi kabar yang menggembirakan bagi masyarakat Filipina. Sebagai bentuk rasa syukur, mereka akan menggelar doa bersama di seluruh gereja.
Hal itu seperti disampaikan seorang warga Filipina, Racelian Pardillo kepada kabarkota.com, Rabu (29/4) melalui jejaring sosial, facebook messenger.(Baca juga: Permohonan PK Kedua Terpidana Mati Mary Jane Kandas )
Ara, panggilan akrab Racelian Pardillo juga mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Indonesia, atas penundaan hukuman mati terhadap Mary Jane (MJ). Ia juga membenarkan bahwa MJ hanyalah korban dari perdagangan manusia. “Kemarin (Selasa), perekrutnya sudah menyerahkan diri,” ucapnya.
Menurut perempuan ini, kasus perdagangan manusia di Filipina terhitung memprihatinkan. Rata-rata korban diiming-imingi gaji besar dan pekerjaan yang mudah, serta proses yang cepat.
“Mereka (korban) tidak tahu bahwa itu (perekrutan) ilegal,” ungkapnya.(Baca juga: Alasan di Balik Penolakan PK Terpidana Mati Mary Jane)
Sebelumnya, sejumlah media memberitakan bahwa Terpidana mati asal Filipina, Mary Jane Fiesta Veloso, batal dieksekusi bersama delapan terpidana lainnya di Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, Rabu (29/4).
Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung, Tony T Spontana di Jakarta, juga menyatakan soal pembatalan eksekusi terhadap Mary Jane.
SUTRIYATI