Konsumsi Ikan di DIY Rendah, Mina Padi Sleman Dijadikan Andalan

Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Nilanto Prabowo (kanan) menyerahkan bantuan ikan konsumsi secara simbolik. (sutriyati/kabarkota.com)

SLEMAN (kabarkota.com) – Keberhasilan desa Margoluwih, kecamatan Seyegan, kabupaten Sleman mengembangkan sistem pertanian diintegrasikan dengan budidaya ikan atau yang dikenal dengan mina padi suah dikenal dunia. Sementara di sisi lain, tingkat konsumsi ikan di masyarakat DIY, termasuk Sleman masih terhitung rendah.

Bacaan Lainnya

Direktur Jenderal (Dirjen) Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Nilanto Prabowo menyebutkan, sekarang ini tingkat konsumsi ikan masyarakat di DIY masih sekitar 24 Kg per kapita per tahun. Angka ini jauh lebih rendah jika dibandingkan rata-rata nasional yang sudah lebih dari 41 Kg per kapita per tahunnya.

“Sleman kami harapkan bisa menjadi penggerak peningkatan konsumsi ikan di DIY,” kata Nilanto saat Penyerahan Bantuan Presiden RI untuk Masyarakat di DIY dalam rangka Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan), di dusun Cibuk Kidul, desa Margoluwih, kecamatan Seyegan, kabupaten Sleman, DIY, Senin (10/10/2016).

Menurut Nilanto, pada tahun 2017 mendatang, pihaknya juga berencana menganggarkan Rp 10 Milyar untuk mendukung Gemarikan yang telah direalisasikan sejak 10 tahun terakhir ini.

Hal senada juga diungkapkan Dirjen Perikanan Budidaya KKP, Slamet Soebijakto yang berharap agar ikan hasil panenan mina padi tak hanya diperjual-belikan, tetapi juga untuk keperluan konsumsi sendiri.

“Mina padi juga bisa menjai kegiatan strategis untuk meningkatkan ketahanan pangan secara komplit. Padi menghasilkan karbohidrat, ikan mengandung protein, dan dari segi pendapatan petani juga meningkat,” ucapnya.

Sementara, Kepala Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Sleman, Widi Sutikno menjelaskan bahwa gemarikan yang dimaksud tak sekedar masyarakat mengkonsumsi ikan yang baik, tetapi juga bagaimana ikan konsumsi tersebut higienis.

“Selama ini masyarakat sleman mengkonsumsi ikan yang masih segar, artinya, ikan yang masih hidup dipotong lalu dimasak,” imbuhnya.

Ikan-ikan tersebut, lanjutnya, dibeli masyarakat dari pasar-pasar ikan kecil yang tersebar di wilayah sleman. “Sleman memang tidak memiliki laut, tetapi kami berusaha menjadi lumbung pangan, melalui mina padi ini,” ujar Widi.

Pada kesempatan tersebut, KKP juga menyerahkan bantuan berupa 5 ton pakan ikan dan 5 juta bibit ikan air tawar, dan 15,5 ton ikan konsumsi untuk sejumlah kelompok tani, dan panti di DIY. (Rep-03/Ed-03)

Pos terkait