Mahasiswa UGM Bangun “Startup” untuk Entaskan Problematika Sosial

Talkshow Srawung Mahasiswa #1, di Digilib Cafe, FISIPOL UGM, baru-baru ini. (dok. istimewa)

SLEMAN (kabarkota.com) – Mahasiswa sebagai agent of change diharapkan bisa menjadi aktor penggerak perubahan sosial. Karenanya, mahasiswa dituntut memiliki kepekaan sosial, dengan mampu mengidentifikasi dan melihat permasalahan sosial masyarakat secara komprehensif dan kritis.

Bacaan Lainnya

Berawal dari hal tersebut, sejumlah mahasiswa UGM dari lintas fakultas membangun tiga startup yang berfokus pada mengentaskan problematika sosial masyarakat, sebagai inovasi dari kemajuan berpikir mahasiswa.

Pertama, Startup Lomba Mahasiswa yang merupakan karya tiga mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL) Universitas Gadjah Mada (UGM), yakni Muhammad Rilo Nugroho, Adhika Trisliantama dan Fathin Difa Robbani.

Muhammad Rilo Nugroho sebagai co-founder Lomba Mahasiswa mengungkapkan, rintisan ini bermula ketika ia dan teman-temannya kesulitan mencari sumber informasi perlombaan yang terpercaya dan aktual, hingga minimnya publikasi atas mahasiswa yang berprestasi dalam bidang perlombaan.

“Kami berusaha mengatasi masalah tersebut dengan mendirikan startup Lomba Mahasiswa, dimulai dengan membuat akun informasi lomba di Instagram dan kemudian juga via Official Account di LINE,” ungkap Rilo, dalam talkshow Srawung Mahasiswa #1, di Digilib Cafe, FISIPOL UGM, baru-baru ini.

Rilo mengaku, membangun startup dan kemudian berprestasi itu tak semudah yang dibayangkan. Namun melalui proses dan kesabaran tinggi, akhirnya mereka dapat memperoleh nilai yang positif baik bagi diri sendiri maupun lingkungan sekitar.

“Tidak pernah menyerah adalah kata yang harus selalu dicamkan dalam berjuang dan tetap teguh mengobarkan semangat untuk terus berprestasi ” tegasnya, melalui siaran pers yang diterima kabarkota.com, Sabtu (1/12/2018).

Ditambahkan Rilo, startup ini mensinergikan antara sosial dan kutub prestasi yang berkaitan dengan aktivitas mahasiswa untuk mengikuti perlombaan.

Kedua, startup Global Empowerment Steps (GPS) karya mahasiswi Manajemen Kebijakan Publik FISIPOL UGM, Kintansari Adhyna Putri.

Perempuan yang menjadi CEO dari GPS ini mengungkapkan, startup yang ia rintis berfokus pada pemberdayaan sosial di daerah-daerah terpinggirkan. Salah satu contoh riil yang dilakukan adalah kegiatan yang mereka inisiasi di Bantargebang.

Berkat karyanya itu, belum lama ini, Kintan meraih juara 1 dari sebuah ajang perlombaan bertema pengabdian yang dilaksanakan di Universitas Padjajaran (Unpad).

Ketiga, startup karya Marizal Fanani yang dinamai Freesooner.id yang juga meraih juara 1 dalam kompetisi startup Hult Prize UGM yang diadakan di Jogja Digital Valley, pada awal November 2018.

Mahasiswa Fakultas Teknik Pertanian UGM ini menganggap bahwa narapidana perlu dihargai dengan lebih baik di masyarakat. Oleh karena itu, Fanani merintis startup yang berfokus pada pemberdayaan mantan narapidana setelah keluar dari Lapas. (Ed-02)

Pos terkait