Ilustrasi (depkes.go.id)
YOGYAKARTA (kabarkota.com) – Sepanjang bulan Januari 2016, jumlah penderita Demam Berdarah Dangue (DBD) di DIY sebanyak 213 orang. Dari jumlah tersebut, penderita terbanyak berada di wilayah Bantul.
Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Masalah Kesehatan (P2MK) Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY, Daryanto Chadorie menyebutkan, jumlah penderita DBD di Kabupaten bantul mencapai 103 orang. Diikuti kota Yogyakarta sebanyak 44 orang, Kabupaten Sleman 29 orang, Kabupaten Gunung Kidul 27 orang, dan 10 orang di kabupaten Kulonprogo.
“Dari 213 kasus DBD itu, terdapat 2 orang meninggal dunia, dari Kulon Progo dan Sleman,” kata Daryanto kepada kabarkota.com, Kamis (4/2/2016).
Pihaknya mengaku khawatir, masih akan terjadi ledakan di tahun 2016 ini. Di tahun 2015 lalu, ungkapnya, terdapat 3.420 penderita DBD dengan jumlah korban meninggal dunia mencapai 35 orang.
Menurut Daryanto, kasus DBD susah ditangani karena minimnya sikap tanggap di masyarakat. Kegiatan antisipasi masih kurang dilakukan oleh masyarakat di daerah yang berpotensi terjadi ledakan DBD.
“Perubahan iklim dan musim yang belakangan terjadi di tanah air membuat pemerintah sulit untuk melakukan penanganan yang tepat terhadap penyakit yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti,” akunya.
Selain itu, Daryanto berpendapat bahwa Kebanyakan masyarakat masih cenderung bertindak setelah kasus terjadi Padahal, hampir setiap tahun DBD mewabah, terutama saat musim penghujan.
“Masyarakat harus selalu melakukan PNS (pemberantasan sarang nyamuk). Fogging masih kami lakukan, tapi hanya pada daerah yang presentasi bebas jentik nyamuknya di bawah 95 persen. Karena fogging kan juga bisa menyebabkan kekebalan nyamuk,” tutur Daryanto. (Ed-03)
Kontributor: Januardi